Klaten (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan dukungan pemerintah terhadap mobil produksi dalam negeri.

"Kita sebagai pemerintah saat itu memberikan dukungan penuh, tetapi apapun sebuah produk, ini belum uji emisi, belum sertifikasi, tapi akan kita dorong juga untuk uji emisi dan sertifikasi," kata Presiden Joko Widodo di Bengkel Kiat Motor, Klaten, Jawa Tengah, Minggu.

Presiden mengunjungi Kiat Motor yang saat ini sedang memproduksi contoh kendaraan angkut pedesaan bernama "Mahesa" berbahan bakar solar. Kiat Motor sebelumnya juga ikut menggagas pembuatan mobil "Esemka" yang pernah dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"Ada ide-ide, ada gagasan yang sudah jadi barang. Itu sama seperti dulu, seperti Esemka, mobil Esemka itu sama. Jadi dibangun dari UKM-UKM (Usaha Kecil Menengah) kemudian diintegrasikan dengan Esemka kemudian menjadi mobil. Setelah jadi mobil, tahapan berikutnya ada sertifikasi, ada uji emisi, seperti itu sama," tambah Presiden.

Namun Presiden menantang apa yang dilakukan pasca produksi agar dapat memasarkan mobil tersebut.

"Tetapi setelah itu apa? Itu tadi yang saya tanyakan ke Pak Kiat dan tim, business plan-nya seperti apa? Bisa memproduksi, tapi nanti marketingnya seperti apa? Siapa yang membeli? Ini tidak semudah itu. Orang bertanya juga, Esemka sudah bersertifikasi, sudah uji emisi, tetapi apakah feasible untuk dipasarkan? Apakah bisa berkompetisi? Apakah bisa bersaing? Itu, pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang harus bisa dijawab oleh industri," tegas Presiden.

Presiden mengungkapkan bahwa tugas pemerintah adalah memberikan dorongan agar gagasan seperti "Mahesa" dan "Esemka" bisa masuk ke pasar.

"Dan saya akan dorong ini agar melakukan sertifikasi, uji emisi, dan kalau selesai bussines plan harus sudah jelas dipasarkan kepada siapa, harganya berapa, apakah bisa bersaing dengan produk dari misalnya China, Korea, Jepang, karena ini masalah persaingan di pasar. Tetapi apapun, pemerintah harus mendorong, harus mendukung produk-produk dalam negeri seperti ini," tambah Presiden.

Sedangkan soal pemasaran dan rencana bisnis ke depan, pemerintah menyerahkannya kepada pelaku industri.

"Pemerintah itu memberikan dukungan tadi, uji emisi, sertifikasi, mungkin diberikan fasilitas, masalah pajak barang mewah, bisa saja. Tugas pemerintah itu. Tugas pemerintah kan tidak membuat pabrik tapi menyiapkan regulasi-regulasinya agar industri dalam negeri bisa berkembang," ungkap Presiden.

Menurut Sukiat sebagai pemilik Kiat Motor, produknya bernama "Mahesa" adalah kendaraan yang dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat desa khususnya yang berprofesi sebagai petani dan dapat dikombinasikan dengan berbagai peralatan pengolahan hasil pertanian.

"Mahesa" dirancang menggunakan mesin diesel 650 cc sehingga berbahan bakar solar dan pengoperasiannya murah. "Mahesa" juga menggunakan komponen yang diproduksi pabrik lokal di wilayah industri Yogyakarta, Solo, Klaten, Ungaran dan Salatiga.

Sementara hingga saat ini "Esemka" pun belum diproduksi massal. Data hasil pengujian di Balai Termodinamika Mesin Propulsi Serpong pada 7 Februari 2012 menyatakan Esemka belum memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup. Mobil Esemka menjalani uji emisi kedua pada pertengahan Juni 2012. Hasilnya, kendaraan ini berhasil memenuhi ambang batas, yaitu untuk CO di bawah 5 gram per kilometer dan untuk HC+NOX di bawah 0,70 gram per kilometer.

Selanjutnya pada April 2016, perusahaan yang akan memproduksi mobil Esemka, PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH), masih menunggu izin manufaktur dari Kementerian Perindustrian. Izin tersebut diperlukan agar mereka bisa memproduksi kendaraan bermotor.



Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017