Dua film Indonesia tersebut yaitu "The Seen and the Unseen" arahan sutradara Kamila Andini serta "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" (Marlina the Murderer in Four Acts) dengan sutradara Mouly Surya.
Film "The Seen and the Unseen" diputar di teater Elgin and Winter Garden sebanyak lima kali, yakni dua kali terbatas untuk kalangan pers dan industri film lalu tiga kali untuk kalangan umum.
Sementara itu, film "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" diputar di teater Scotiabank sebanyak empat kali, masing-masing dua kali untuk kalangan pers dan industri film serta untuk umum.
Film "The Seen and the Unseen" mengangkat kisah seorang anak perempuan yang menghadapi rasa berduka akibat kehilangan saudara kembarnya dengan menggunakan medium tari tradisional.
Film tersebut mengambil latar belakang di wilayah Bali dengan mengangkat tema dualisme kehidupan dan kematian yang kental dengan tarian dan nyanyian tradisional Bali. Seluruh dialog dalam film juga dilakukan dalam bahasa Bali.
Sementara film "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" menceritakan kisah seorang wanita Sumba yang menuntut dendam atas perbuatan kejahatan yang dilakukan sekelompok laki-laki di daerahnya. Film itu mengambil latar di daerah Sumba dengan dialog sepenuhnya dilakukan dalam bahasa Indonesia dengan dialek Sumba.
Konsul Jenderal RI Toronto beserta jajaran staf KJRI Toronto menghadiri pemutaran kedua film tersebut dan berkesempatan mengadakan pertemuan dengan sutradara, produser dan pemain kedua film.
KJRI Toronto menyambut baik pemutaran dua film Indonesia tersebut pada TIFF 2017 dan berharap agar film-film Indonesia dapat terus berpartisipasi dalam festival-festival dunia.
Festival Film Internasional Toronto digelar 7-17 September 2017.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017