Kuala Lumpur (ANTARA News) - Atlet angkat berat difabel Anto Boy menjadi pembawa bendera Indonesia di upacara pembukaan ASEAN Para Games ke-9 di Kuala Lumpur, Malaysia, yang digelar pada Minggu (17/9) di Stadion Bukit Jalil mulai pukul 19.00 waktu Malaysia, kata Ketua Kontingen (CdM) Indonesia Bayu Rahadian.
Anto Boy, atlet asal Sumatera Utara, ditunjuk menjalani tugas istimewa itu karena beragam prestasi yang sudah diukirnya baik tingkat nasional maupun internasional.
"Kami menganggap prestasi Anto Boy cukup baik," ujar Bayu di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu.
Anto Boy merupakan peraih medali emas angkat berat di ASEAN Para Games 2015 di Singapura. Dia sudah beberapa kali memecahkan rekor nasional. Terkini, dia merupakan pemegang rekor nasional di kelas 88 kilogram dengan angkatan 180 kilogram yang ditorehkan di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 di Jawa Barat.
Dia juga pernah mewakili Indonesia di Kejuaran Dunia Angkat Berat untuk Disabilitas The International Paralympic Committee (IPC) pada tahun 2014 di Dubai.
Selain itu, di acara pembukaan ASEAN Para Games 2017, kontingen Indonesia akan mengenakan batik Solo.
"Nanti akan mengenakan blangkon juga. Batik dipilih menjadi seragam karena itu pakaian khas Indonesia," kata Bayu.
Dia melanjutkan, dari total 196 atlet, Indonesia akan diwakili oleh setidak-tidaknya 100 atlet di upacara tersebut.
Alasannya, ada beberapa atlet yang sudah bertanding di hari yang sama seperti dari cabang olahraga paracycling track, goalball dan tenis meja. Paracycling bahkan sudah memperebutkan tujuh medali emas dalam satu hari itu.
Adapun Indonesia diperkuat 196 atlet di ASEAN Para Games ke-9, 2017, di Kuala Lumpur, Malaysia, yang digelar pada 17-23 September 2017. Mereka akan bertanding di 11 cabang olahraga dari 16 cabang yang dikompetisikan.
Ke-11 cabang olahraga itu adalah catur, goalball, atletik, angkat berat, bulu tangkis, sepak bola Cerebral Palsy (CP), panahan, tenis meja, renang, boling serta paracycling (track dan road race).
Kontingen Indonesia ditargetkan meraih 107 medali emas di pesta olahraga se-Asia Tenggara untuk penyandang disabilitas ini.
Anto Boy, atlet asal Sumatera Utara, ditunjuk menjalani tugas istimewa itu karena beragam prestasi yang sudah diukirnya baik tingkat nasional maupun internasional.
"Kami menganggap prestasi Anto Boy cukup baik," ujar Bayu di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu.
Anto Boy merupakan peraih medali emas angkat berat di ASEAN Para Games 2015 di Singapura. Dia sudah beberapa kali memecahkan rekor nasional. Terkini, dia merupakan pemegang rekor nasional di kelas 88 kilogram dengan angkatan 180 kilogram yang ditorehkan di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 di Jawa Barat.
Dia juga pernah mewakili Indonesia di Kejuaran Dunia Angkat Berat untuk Disabilitas The International Paralympic Committee (IPC) pada tahun 2014 di Dubai.
Selain itu, di acara pembukaan ASEAN Para Games 2017, kontingen Indonesia akan mengenakan batik Solo.
"Nanti akan mengenakan blangkon juga. Batik dipilih menjadi seragam karena itu pakaian khas Indonesia," kata Bayu.
Dia melanjutkan, dari total 196 atlet, Indonesia akan diwakili oleh setidak-tidaknya 100 atlet di upacara tersebut.
Alasannya, ada beberapa atlet yang sudah bertanding di hari yang sama seperti dari cabang olahraga paracycling track, goalball dan tenis meja. Paracycling bahkan sudah memperebutkan tujuh medali emas dalam satu hari itu.
Adapun Indonesia diperkuat 196 atlet di ASEAN Para Games ke-9, 2017, di Kuala Lumpur, Malaysia, yang digelar pada 17-23 September 2017. Mereka akan bertanding di 11 cabang olahraga dari 16 cabang yang dikompetisikan.
Ke-11 cabang olahraga itu adalah catur, goalball, atletik, angkat berat, bulu tangkis, sepak bola Cerebral Palsy (CP), panahan, tenis meja, renang, boling serta paracycling (track dan road race).
Kontingen Indonesia ditargetkan meraih 107 medali emas di pesta olahraga se-Asia Tenggara untuk penyandang disabilitas ini.
(BACA: ASEAN Para Games - Manajer atletik: perubahan kelas klasifikasi bisa untungkan tim)
Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017