Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan transportasi air di Jakarta membutuhkan keterlibatan semua pihak, tidak hanya pemerintah dan masyarakat, kalangan swastapun diharapkan dapat ikut serta.
Ketua Dewan Transportasi Kota DKI Jakarta, Soetanto Soehodo, di sela peresmian pengoperasian transportasi air di Jakarta, Rabu, mengatakan setelah alur sungai dibenahi dan percontohan angkutan air disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tiba saatnya bagi sektor swasta untuk berperan dalam pengembangan salah satu alternatif transportasi publik di Ibukota.
"Alur sungainya sudah dibenahi, menurut saya peran swasta diperlukan untuk keberlanjutan pengembangan transportasi ini," katanya.
Ia menambahkan penghalang perkembangan transportasi air saat ini antara lain adalah keterbatasan jumlah armada. Oleh karena itu, swasta dapat berperan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pernyataan Soetanto itu senada dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, agar semua pihak memilki peran dalam membantu pengembangan transportasi air.
Ketika meresmikan angkutan air, Gubernur DKI mengatakan bila pihak swasta mempunyai keinginan untuk menangani pengembangan transportasi tersebut, Pemerintah Provinsi DKI akan dengan senang hati menyerahkannya.
"Bila swasta tertarik untuk berinvestasi dan menangani moda transportasi ini, ya kita persilakan. Untuk pengoperasian dua kapal penumpang dialokasikan anggaran Rp200 juta per tahun bagi operasional kapal tersebut," kata Sutiyoso.
Kapal yang ada saat ini, menurut dia, milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dari enam kapal yang ada, dua kapal digunakan untuk melayani moda trnsportasi ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Nurachman, mengemukakan dipilihnya rute Halimun sampai Karet sebagai percontohan proyek transportasi sungai didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain di sepanjang Halimun sampai dengan Karet merupakan koridor perkantoran, pusat aktivitas dan bisnis, sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para penumpang.
"Selain itu, rute tersebut juga melalui titik-titik strategis yang akan mendorong terjadinya transportasi terpadu antara bis umum, bis Transjakarta, KA perkantoran dan angkutan kapal," ujarnya.
Ia menambahkan antara Halimun dan Karet itu penumpang dapat naik dan turun dari Dermaga Dukuh Atas, dengan dilayani dua unit kapal yang berkapasitas 28 orang, penumpang dapat melintas koridor sepanjang 1,7 kilometer dalam waktu kurang dari 15 menit.
"Kapal direncanakan hanya akan beroperasi pada Sabtu dan Minggu, masing-masing pukul 7.00 hingga pukul 9.00 WIB dan pukul 16.00 hingga 18.00 WIB, dengan tarif Rp1.500 per penumpang sekali naik." katanya.
Menjaga ketinggian air
Soetanto Soehodo juga mengingatkan pengelola transportasi air perlu untuk menjaga ketinggian air sepanjang koridor Halimun dan Karet.
"Bila ketinggian air kurang dari dua meter, hal tersebut dapat mengakibatkan operasional terganggu. Oleh karena itu, ketinggian air harus selalu dijaga, terutama saat musim kemarau," paparnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perjaan Umum Provinsi DKI Jakata, Wishnu Subagyo memaparkan pihaknya telah mengatur ketinggian air yang diperukan, sehingga kapal penumpang dapat beroperasi.
Penjagaan ketinggian air dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain membendung air dan juga sistem "double gate".
"Di Pintu air Karet ketinggian air akan dijaga pada 440 cm dengan kedalaman 2,6 meter, pada Dermaga Karet kedalaman air dijaga pada angka 2,59 meter. Untuk Dermaga Dukuh Atas dijaga pada 2,58 meter, di Dermaga Halimun 2,42 meter dan di Manggarai pada 3,00 meter." katanya.
Sementara untuk menjaga sampah agar tidak masuk ke sungai, akan dipasang jaring di Pintu Air Manggarai dan Halimun guna mengurangi volume sampah.
Dalam kondisi biasa atau normal dan kemarau, rata-rata sampah yang masuk ke Banjir Kanal Barat mulai dari Manggarai hingga ke hilir mencapai 40 meter kubik dan jumlah itu dapat meningkat dalam kondisi hujan atau banjir.
Volume sampah di 13 sungai yang mengalir di Jakarta dan anak sungainya sebanyak 240 ribu meter kubik per tahun dan membutuhkan anggaran Rp33 miliar untuk mengelola sampah tersebut.
Oleh karena itu, Gubernur DKI pada saat meresmikan pengoperasian moda transportasi air menghimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai-sungai di Jakarta. (*)
Copyright © ANTARA 2007