"Rumah Pohon Negeri di Atas Awan yang dikelola warga menjadi ikon nagari kami dan setiap harinya selalu dikunjungi wisatawan, terutama pada liburan akhir pekan," kata Wali Nagari (Kepala Desa Adat) Pancuang Taba Asrul Nurman di Painan, Sabtu.
Berkunjung ke rumah pohon, kata dia, tidak dipungut biaya. Pengelola hanya mengandalkan hasil penjualan teh hangat, mi rebus, dan panganan ringan lainnya untuk merawat objek wisata yang berada di ketinggian itu.
Sejak dibangun pada tahun 2015 hingga saat ini sudah terdapat tujuh unit rumah pohon di kawasan tersebut.
Nama Rumah Pohon Negeri di Atas Awan diberikan karena setiap pagi dan sore harinya kawasan tersebut tertutup awan dan berada di rumah pohon serasa seperti di atas awan.
Sementara itu, pemilik rumah pohon Salpadriman (40) yang berprofesi sebagai petani menyatakan pengembangan rumah pohon sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta wisatawan pada alam.
"Berwisata di alam terbuka memiliki sensasi tersendiri dan tak heran yang pernah datang kesini kembali datang untuk yang kedua, ketiga, bahkan yang keempat kalinya," katanya.
Kawasan rumah pohon mengusung beberapa slogan, di antaranya "aku cinta alam", "aku cinta keindahan", "aku cinta ketenangan", dan "aku cinta kedamaian".
Rumah Pohon Negeri di Atas Awan berada di Kecamatan Bayang Utara. Menuju ke sana dibutuhkan waktu hingga 60 menit dari Jalan Lintas Sumatera Padang-Bengkulu dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017