... ini dilandasi hubungan baik antara Indonesia dan Bangladesh untuk bekerja sama di bidang energi...
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengekspor gas alam cair (liquified natural gas/LNG) ke Bangladesh guna mengatasi defisit pasokan gas di negara anak benua itu.
Pemerintah Indonesia dan Bangladesh di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, sepakat memperkuat kerja sama bidang energi kedua negara.
Siaran pers Kementerian ESDM menyebutkan, penandatangan nota kesepahaman itu dilakukan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, dan Menteri Negara Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh, Nasrul Hamid.
Nota kesepahaman itu menegaskan keinginan, kesiapan, dan kesediaan Bangladesh berdiskusi lebih lanjut terkait pembangunan fasilitas penerimaan dan infrastuktur LNG di Bangladesh, termasuk kemungkinan pasokan LNG dari Indonesia, dan menegaskan kesediaan Indonesia memfasilitasi diskusi dengan produsen dan pemasar LNG Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan, masih cukup banyak kargo LNG, yang belum terserap dan ke depan, memiliki kecenderungan terus meningkat.
Pada 2014, ada 22 kargo yang tidak terserap, yang 16 kargo di antaranya kemudian diekspor dan sisanya untuk domestik.
"Setahun setelahnya, membengkak jadi 66 kargo LNG yang tidak terserap, dengan rincian 60 kargo diekspor dan enam kargo untuk dalam negeri," katanya.
Sedang, pada 2016, lanjutnya, ada 66,6 kargo LNG tidak terserap yang rinciannya 43 kargo diekspor dan 23,6 kargo untuk dalam negeri.
"Nota kesepahaman ini dilandasi hubungan baik antara Indonesia dan Bangladesh untuk bekerja sama di bidang energi. Hari ini untuk Pertamina dan Petrobangla, selanjutnya mungkin untuk perusahaan-perusahaan lain yang bisa mendukung pasokan LNG untuk Bangladesh," kata Jonan, dalam sambutannya saat penandatanganan.
Sedang, Hamid menyampaikan terima kasihnya kepada Indonesia atas dibukanya peluang kerja sama tersebut yang bertujuan mengatasi defisit pasokan LNG di negaranya.
"Defisit pada tahun 2018 diperkirakan sekitar satu juta ton dan akan meningkat menjadi sekitar 11 juta ton per tahun mulai 2030. Untuk memenuhi defisit gas tersebut, Pemerintah Bangladesh akan mengimpor LNG yang akan dilakukan oleh Petrobangla," ujarnya.
Selain suplai LNG ke Bangladesh, melalui nota kesepahaman tersebut dibuka pula kesempatan bagi PT Pertamina membangun fasilitas penerimaan LNG yang terdiri atas floating storage and regasification unit, mooring dan infrastruktur off-loading, sub-sea, dan pipa gas onshore ke grid gas alam.
"Ini baru awal kerja sama, dibuka kesempatan untuk pengembangan bisnis, kami akan bicara lebih lanjut teknisnya nanti," kata Direktur Gas PT Pertamina, Yenni Andayani, pada kesempatan sama.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017