Boyolali (ANTARA News) - Petugas Balai Taman Nasional Gunung Merbabu melakukan patroli rutin untuk mengantipasi adanya kebakaran di kawasan hutan lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, saat memasuki musim kemarau.
Kepala Kantor BTNGM Edy Sutiyarto, di Boyolali, Jumat, mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi Masyarakat Peduli Api (MPA) di kawasan lereng Gunung Merbabu agar berperan aktif melakukan patroli di daerahnya masing-masing unruk mendeteksi adanya kemungkinan munculnya api.
"Kami telah mengajak Masyarakat Peduli Api bersama-sama melakukan patroli di lereng Merbabu selama musim kemarau rawan kebakaran," kata Edy Sutiyarto.
Bahkan, MPA juga secara rutin melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat umum terutama yang bermukim yang dekat dengan kawasan hutan taman nasional untuk ikut menjaga lingkungannya masing-masing.
"Kami minta masyarakat lebih waspada pada musim kemarau. Jika menyalakan api atau membuat api unggun harus dipadamkan hingga api betul-betul mati," katanya.
Ia mengatakan pihaknya berharap masyarakat lebih waspada dengan kondisi cuaca yang sangat panas di lereng gunung, dan tiupan angin kencang sangat berpotensi terjadinya kebakaran. Kebakaran di lereng gunung itu, sulit dipadamkan karena tiupan angin di atas sangat kencang.
Oleh karena itu, Edy Sutiyarto meminta masyarakat dan para pendaki untuk berhati-hati dan tidak berbuat berbuat ceroboh dengan api di lereng gunung. Hal itu, seperti peristiwa kebakaran pada 2015, yang menghanguskan kawasan hutan lereng Merbabu seluas sekitar 600 hektare.
"Kami minta lebih berhati -hati agar kejadian kebakaran dua tahun lalu jangan sampai terulang lagi," katanya.
Kepala Sub Bagian TataUsaha BTNGM, Johan Setiawan, menambahkan, pihaknya bersama jajaran Muspika dan eleman masyarakat terkait melakukan kampanye antisipasi kebakaran di lereng Merbabu Boyolali musiam kemarau ini.
"Kampanye dengan memasang sejumlah papan imbauan dibeberapa titik strategis agar masyarakat berhati-hati terhadap bahaya kebakaran. Musim kemarau yang suhu panas ini, sangat rawan terjadi kebakaran," kata Johan.
Menurut dia kegiatan patroli di lereng Merbabu akan dilakukan secara rutin dengan bergantian. Pihaknya menurunkan seluruh petugas BTNGM, instansi terkait, MPA, dan sejumlah elemen masyarakat yang totalnya sebanyak 1.600 orang.
"Kami perkirakan jumlah pendaki ke puncak Gunung Merbabu akan meningkat terutama pada liburan malam 1 Sura menurun kalender jawa atau Jumat (21/9) hingga Minggu (23/9). Banyaknya pendaki sangat berpontensi terjadinya kebakaran," katanya.
Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017