Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 mendatang akan membaik dibandingkan tahun ini dan bergerak mengarah ke 5,3 persen.
"BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di range 5,1-5,6 tahun depan. Memang di range tengah sekitar 5,3 persen. Kita melihat untuk tahun depan yang mendorong itu spending pemerintah yang sudah akan besar, baik itu melalui konsumsi maupun melalui investasi," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia BI Dody Budi Waluyo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat.
Dengan meningkatnya belanja pemerintah pada tahun depan, lanjut Dody diprediksi juga akan mendorong belanja swasta baik dari sisi investasi maupun konsumsinya. Kombinasi keduanya, ditopang konsumsi rumah tangga yang membaik, diyakini akan membawa perekonomian ke arah positif.
"Jadi kami melihat sebenarnya perekonomian sudah mulai membaik tahun depan dan konsolidasi dari korporasi juga sudah berjalan," ujar Dody.
Selain itu, Dody menuturkan dampak kebijakan bank sentral yang kini bergeser mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate, akan terasa pada 2018.
"Untuk kredit kami melihat masih akan tetap positif. Dampak suku bunga kita ke suku bunga kredit biasanya butuh waktu dua sampai tiga bulan, jadi otomatis proyeksi kami itu akan terjadi di 2018, termasuk kredit juga akan lebih ekspansif," kata Dody.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat rapat kerja Komisi XI DPR beberapa waktu lalu memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 mencapai 5,26 persen, lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam RAPBN 2018 5,4 persen.
Untuk tahun ini sendiri, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi masih bisa berada di kisaran 5,1-5,2 persen kendati pada semester pertama pertumbuhan ekonomi baru mencapai 5,01 persen.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017