Batam (ANTARA News) - Sebanyak 100 anggota Satuan Brimob Polda Kepri diperbantukan dalam Operasi Tinombala untuk memburu kelompok separatis di Poso, Sulawesi Tengah, meskipun Santoso selaku pimpinan sudah dinyatakan tewas.
"Polda Kepri kali ini diberi kepercayaan untuk ikut serta dalam Operasi Tinombala 2017, dengan mengirimkan 100 Ksatria Seligi Sakti Ke Tanah Poso untuk menjaga marwah Negeri," kata Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian di Batam, Jumat.
Pada Kamis (14/9) sore, Polda Kepri sudah melaksanakan apel kesiap-siagaan dan pelepasan kepada personel yang akan menjalankan tugas di Poso. Jumat siang.
Personel akan diterbangkan ke Makobrimob di Jakarta untuk selanjutnya dikirim menuju Poso.
Sam mengatakan tujuan upacara yang dilaksanakan Kamis sore untuk mengecek kesiapan Personel Brimob sekaligus melepas kompi penugasan Satbrimob Polda Kepri agar lebih siap baik kesiapan personel, materiil maupun kesiapan kemampuan dalam pelaksanaan tugas.
"Polri sebagai garda terdepan yang diberi tanggung jawab oleh negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban terus berupaya melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan baik."
"Polri harus menempuh langkah represif kepada kelompok separatis di Poso dengan menggelar Operasi Kepolisian dengan Sandi Operasi Tinombala bertujuan menumpas kelompok separatis tersebut," kata dia.
Pada 2017 ini merupakan kali ke empat bagi Polda Kepri untuk mengirimkan personel terbaiknya dalam Operasi Kepolisian yang diadakan oleh Mabes Polri.
"Kepercayaan yang diberikan pimpinan Polri tersebut harus tetap dijaga. Dalam pelaksanaan tugas personel harus mengedepankan azas legalitas, proporsionalitas dan akuntabilitas sehingga pelaksanaan tugas dapat dipertanggungjawabkan dengan baik," kata Sam.
Kapolda mengatakan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas dapat tercapai ketika personel mampu menciptakan situasi keamanan bagi masyarakat.
Pada awal Agustus 2017, sebanyak 100 anggota Satuan Brimob Polda Kepulauan Riau kembali dari tugas membantu pengamanan PT Freeport Indonesia selama empat bulan.
Selama bertugas, personel Polda Kepri mendapat apresiasi dari pimpinan perusahaan tersebut.
Saat anggota Brimob Polda Kepri bertugas di Papua empat bulan lalu, terjadi gejolak di PT Freeport Indonesia berkaitan dengan ancaman pemutusan hubungan karyawan, bila pemerintah Indonesia mempertahankan divestasi saham 51 persen.
Pewarta: Larno
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017