Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan dan Menteri Negara Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid meneken nota kesepahaman kerja sama bidang infrastruktur serta perdagangan bidang energi, Jumat.
Dalam nota kesepahaman kedua kementerian dari dua negara yang ditandatangani di Kantor Kementerian ESDM RI di Jakarta tersebut, ditegaskan soal keinginan, kesiapan, dan kesediaan pihak Bangladesh untuk berdiskusi lebih lanjut terkait dengan pembangunan fasilitas penerimaan dan infrastuktur Liquefied Natural Gas (LNG) di Republik Rakyat Bangladesh.
Hal khususnya, termasuk kemungkinan pasokan LNG spot dari Indonesia dan memberikan kepastian kesediaan Indonesia untuk memfasilitasi diskusi dengan produsen dan pemasar LNG Indonesia.
"Nota kesepahaman ini dilandasi hubungan baik antara Indonesia dan Bangladesh untuk melakukan kerja sama di bidang energi, hari ini untuk Pertamina dan Petrobangla, selanjutnya mungkin untuk perusahaan-perusahaan lain yang bisa mendukung suplai LNG untuk Bangladesh," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam sambutannya.
Menjawab hal tersebut, Menteri Nasrul Hamid menyampaikan terima kasih kepada Republik Indonesia atas dibukanya peluang kerja sama itu, di mana salah satu tujuannya untuk mengatasi defisit pasokan LNG Bangladesh.
Selain melakukan suplai LNG ke Bangladesh, melalui nota kesepahaman itu dibuka pula kesempatan bagi Pertamina selanjutnya membangun membangun fasilitas penerimaan LNG yang terdiri atas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), mooring dan infrastruktur off-loading, sub-sea dan pipa gas onshore ke grid gas alam.
Beberapa waktu lalu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial menyampaikan bahwa di Indonesia masih banyak kargo LNG yang belum terserap.
Kargo gas yang tidak terserap itu, memiliki tren yang terus meningkat.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017