Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Selasa, memperingatkan bahwa sudah sangat terlambat untuk menghentikan program nuklir Iran kendati ada upaya baru oleh negara Barat untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut bagi Republik Islam itu. "Sudah sangat terlambat untuk menghentikan kemajuan Iran," kata Ahmadinejad kepada wartawan. "Kami telah menembus tahap baru dan sudah sangat terlambat untuk mendorong kami agar mundur." Ahmadinejad juga memperingatkan Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai bahaya jika DK berusaha menekan Iran, dan memberitahu badan dunia itu agar tak mengambil resiko dengan "membangunkan macan tidur". "Kami menyarankan mereka agar tidak melakukan tindakan kekanak-kanakan ... Mereka mengatakan bahwa Iran adalah singa yang duduk di pojok. Dan kami memberitahu mereka: Jangan membangunkan macan tidur." Komentarnya adalah peringatan paling akhir dari Teheran bahwa Iran tak bermaksud tunduk pada tuntutan PBB agar menghentikan kegiatan pengayaan uranium, kendati ada tekanan Barat bagi dikeluarkannya resiko ketiga PBB terhadap Teheran. Ahmadinejad juga melancarkan serangan terhadap negara-negara Barat, yang dituduhnya berusaha mendominasi bangsa lain di dunia dan menebar perpecahan degnan menyerbu dan mempersenjatai banyak negara. "Jika negara-negara di wilayah ini bersatu, dapat dipastikan, negara besar takkan mampu mendominasi dunia," kata Ahmadinejad pada taklimat yang menandai pemperingatan ke-18 wafatnya pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini. Iran telah membuat geram Barat dengan menolak untuk menghentikan program pengayaan uranium, proses yang dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Eropa dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir. Negara-negara Barat sekarang secara terbuka menyerukan sanksi lebih lanjut PBB terhadap Teheran. DK PBB sudah menjadi dua rangkaian sanksi selama satu tahun terakhir dengan sasaran industri nuklir dan senjata balistik Iran sebagai hukuman atas pembangkangan negeri tersebut. Iran telah berulangkali menyatakan negeri itu tak bermaksud menghentikan kegiatan pengayaan uraniumnya dan malah sedang berusaha mengembangkan program tersebut dengan memasang ratusan mesin sentrifugal di satu instalasi bawah tanah di kota Natanz, Iran tengah. Pembicaraan antara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Javier Solana dan pemimpin perundinga Iran Ali Larijani pekan lalu berakhir tanpa terobosan apa pun dan kedua pihak tampaknya mempertahankan posisi keras mereka. Dalam upaya nyata lain guna menemukan landasan yang sama, Larijani, Selasa, mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier di Berlin, tepat sebelum konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Delapan Negara Industri (G8). Ketika ditanya apakah pertemuan itu berhasil, Steinmeier mengatakan kepada wartawan, "Saya tak dapat memberitahu anda." Ia menyatakan tujuan pembicaraan tersebut ialah untuk menciptakan "keterbukaan" lebih luas di pihak Iran dan membujuk Republik Islam itu agar mempertimbangkan kembali pendiriannya. Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice telah dengan tegas menyatakan "satu-satunya masalah" yang layak dibahas ialah apakah Iran siap menghentikan kegiatannya, AFP melaporkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007