Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sejumlah siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) mengikuti program Gebyar Nusantara berupa misi kebudayaan ke Belanda pada 15-28 September 2017.
"Tujuan kegiatan ini adalah memenuhi undangan Bonte Avond Club Sluiskil Belanda untuk penampilan misi kebudayaan dan melakukan homestay (tinggal bersama keluarga)," kata koordinator program Datin Ruwiyati di Kuala Lumpur, Jumat.
Ruwiyati mengatakan rombongan terdiri dari 42 orang terdiri dari murid-murid SMP dan SMA, tiga orang guru SIKL, satu orang tua dan dua orang peserta sebagai pemain kendang.
"Rombongan akan mengunjungi Amsterdam, Belanda, Brussel Belgia dan Paris, Perancis," ujar guru SIKL tersebut.
Program selama lawatan, ujar dia, adalah mengunjungi Sekolah Pemerintah Belanda, aktifitas sosial dan menampilkan tarian nusantara, angklung, gamelan awi, fashion show kain wastra, mengunjungi Sekolah Indonesia di Deen Haag, KBRI Belanda.
"Kami juga akan melakukan perjalanan ke Volendam, Windmill Ternauzen, Miniatur Of Holland, kunjungan ke pabrik keju dan clog factory atau sepatu kayu," katanya.
Program tinggal di keluarga Belanda dilakukan pada 16 hingga 24 September sedangkan pada 25 hingga 26 September ada di Den Haag.
Dia mengatakan pada tanggal (24/9), Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Ari Purbayanto dan Kepala SIKL Agustinus Suharto juga akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Bonte Avond Club Sluiskil.
Sebelumnya rombongan berbeda dari SIKL juga melakukan dan program tinggal bersama keluarga di Brisbane, Australia.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017