London (ANTARA News) - Model profesional dari Austria memperagakan busana karya disainer Indonesia yang menggunakan motif tradisional seperti lurik, tenun dan batik dalam "MQ Vienna Fashion Week 2017" di kawasan Museum Quartier di Kota Wina.
"MQ Vienna Fashion Week" merupakan peragaan busana berskala internasional yang diadakan Creative Headz didukung Kamar Dagang Austria dan digelar setiap tahun di Kota Wina, demikian Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI/PTRI Wina, Wina Retnosari kepada Antara London, Kamis.
Dubes RI di Wina, Dr Darmansjah Djumale menyebutkan, partisipasi Indonesia dalam "MQ Vienna Fashion Week" merupakan kampanye yang sarat makna. Ada nilai sejarah dan seni budaya yang terkandung dalam batik, lurik dan tenun.
Keikutsertaan desainer Indonesia di "MQ Vienna Fashion Week" kali kedua dan lebih besar dibandingkan tahun lalu. Selain Handy Hartono dan Lulu Lutfi Labibi, Ervina Husin desainer tas kulit "Warnatasku" juga meramaikan panggung peragaan busana desainer Indonesia dengan koleksi tas kulitnya.
Masing-masing desainer menampilkan 22 koleksi musim semi dan musim panas 2018. Lulu Lutfi Labibi menampilkan koleksi "odyssey" dengan ciri khasnya berupa penerapan teknik drapery (tumpuk) pada bahan lurik yang diproduksi perajin dari Klaten, Jawa Tengah.
Sementara Handy Hartono menampilkan koleksi "eco eastern" terbuat dari kain tenun tangan dari Nusa Tenggara Timur dipadukan dan kain Sarita khas Toraja dengan nuansa warna merah yang kental.
Masih menggunakan tekstil tradisional dari kawasan Indonesia timur, koleksi tas kulit dari "Warnatasku" mengangkat tema "Maumere Treasure from the East" yang menonjolkan tenun ikat dengan pewarnaan alami dari Maumere.
Di samping pagelaran busana juga diadakan pameran produk industri mode dan "business to business meeting". Setiap tahunnya kegiatan tersebut menarik sekitar 10.000 pengunjung dan diliput media partner.
Salah satu pimpinan Creative Headz sekaligus kurator "MQ Vienna Fashion Week", Zigi Mueller Matyas menyebutkan, penampilan desainer Indonesia sangat menonjol. Tidak hanya penggunaan bahan tekstil yang berbeda karena menggunakan tekstil tradisional, juga pemilihan warna dan teknik pembuatan baju.
Pemilihan warna sangat bagus. Fashion di Austria cenderung menggunakan warna-warna gelap seperti hitam dan putih atau warna pastel. Banyak masyarakat Austria yang tidak menyadari pemilihan warna pakaian dapat mempengaruhi mood.
Pemakaian warna-warna cerah, seperti yang kalian gunakan, bisa membuat suasana hati lebih gembira. I like it, ujarnya.
Sementara itu, Lisa Niedermayr dari "Vienna Academy of Fine Arts" sangat tertarik dengan penggunaan warna indigo yang ditampilkan dalam koleksi "odyssey" milik Lulu Lutfi Labibi. "Kami tengah mengerjakan proyek Unesco mengenai tekstil bertema indigo dan berharap bisa bekerja sama dengan desainer Indonesia," demikian Lisa.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017