"Hasil studi ini menggarisbawahi potensi besar pertumbuhan ekonomi di berbagai macam sektor yang dapat dibuka dengan mempromosikan nilai merek dagang di kalangan komunitas bisnis, pemerintah, dan masyarakat umum," kata CEO INTA Etienne Sanz de Acedo, Kamis.
Kajian INTA menunjukkan bahwa industri yang secara intensif menggunakan menggunakan merek dagang dengan intensif berkontribusi secara signifikan terhadap kondisi ekonomi lima negara besar di kawasan ASEAN, termasuk di Republik Indonesia.
Peluncuran hasil laporan ini bertepatan dengan peringatan hari jadi ASEAN ke-50. Kawasan ASEAN merupakan pasar ketujuh terbesar di dunia dan menempati urutan ketiga sebagai penyedia tenaga kerja selama setengah abad terakhir.
INTA, bekerja sama dengan Frontier Economics, sebuah firma riset ekonomi yang diakui secara internasional, menghadirkan studi yang pertama kali dilakukan untuk menganalisa korelasi antara penggunaan merek dagang dan dampak ekonominya, dengan menganalisa sejumlah indikator perekonomian seperti Produk Domestik Bruto (PDB), pangsa ekspor, dan lapangan pekerjaan di pasar-pasar utama Asia Tenggara.
Etienne Sanz de Acedo juga mengatakan, seiring suatu usaha menekuni merek dagang dan hak kekayaan intelektual, tidak kalah penting lainnya adalah keterlibatan sektor publik dan swasta, serta upaya pemerintah dalam mengembangkan dan melindungi merek dagang.
Sementara itu, Anggota INTA Gunawan Suryomurcito mengatakan, studi baru ini menunjukkan hubungan antara industri yang secara intensif menerapkan merek dagang dan dampak yang mereka berikan terhadap pertumbuhan lapangan kerja, pembangunan ekonomi, dan perdagangan internasional.
Selain itu, ujar dia, peran penggunaan merek dagang secara intensif juga memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar melalui dukungan penggunaan merek dagang di Indonesia.
Data dari tahun 2012 hingga 2015 menunjukkan bahwa industri di Indonesia yang secara intensif menggunakan merek dagang telah memberikan kontribusi sebesar 21 persen pada PDB dan 51 persen kontribusi secara tidak langsung lewat alur rantai pasok.
Industri yang banyak menggunakan merek dagang di Indonesia menyumbangkan 27 persen pangsa ekspor negara, termasuk industri manufaktur makanan yang menyumbang sekitar 19 persen dari total nilai tambah manufaktur. Dalam hal penyediaan lapangan kerja, pekerja di industri merek dagang intensif mewakili 26 persen dari total lapangan kerja.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017