"Droping air sudah kami lakukan sejak akhir Juli meskipun masih sedikit, namun terus kami lakukan dan sampai hari ini sudah 100 tangki didistribusikan ke lokasi-lokasi kekeringan di Bantul," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.
Menurut dia, wilayah-wilayah di Bantul yang menerima bantuan air karena warganya mengalami kesulitan air akibat kemarau itu di antaranya beberapa desa di Kecamatan Imogiri, Kecamatan Dlingo, Kecamatan Pleret, dan beberapa desa di Piyungan.
Ia mengatakan, beberapa wilayah itu warganya mengalami kesulitan mendapatkan air bersih karena sumber mata air yang selama ini diandalkan masyarakat debitnya semakin berkurang, bahkan ketersediaan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.
"Pada saat ini kan sudah memasuki puncak musim kemarau, sehingga intensitas wilayah yang mengalami kekeringan makin meningkat, karena debit mata air yang selama ini bisa mencukupi kebutuhan air masyarakat semakin berkurang," katanya.
Dwi menjelaskan, wilayah-wilayah di Bantul yang disebutkan mengalami kekeringan itu karena lokasinya berada di wilayah perbukitan, sehingga paling terkena dampak musim kemarau dibanding lokasi lain di Bantul yang berada di dataran rendah.
"Makanya kenapa baru di puncak musim kemarau ini mereka mengajukan, karena awalnya debit mata air masih mencukupi, tetapi sekarang begitu debit air berkurang, mau tidak mau ajukan permohonan untuk penuhi kebutuhan air bersihnya," katanya.
Menurut dia, setiap musim kemarau wilayah-wilayah di Bantul mengalami kekeringan, bahkan diakui tingkat kekeringan tahun ini secara umum parah, akan tetapi tingkat kekeringan di Bantul tidak separah di wilayah Gunung Kidul dan Kulon Progo.
"Itu karena kami sudah melakukan langkah antisipasi yang bekerja sama dengan instansi lain, misalnya program Pamsimas, kemudian optimalisasi layanan PDAM, juga PAM swadaya masyarakat. Ini yang mengakibatkan Bantul tidak sama kondisi kekeringannya dengan daerah lain," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017