Palembang (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memperkenalkan layanan E-Smart ke pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kota Palembang untuk membantu mereka merambah bisnis e-dagang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Kemenperin, Eddy Siswanto, mengatakan pelaku IKM kerap kesulitan untuk memulai perluasan bisnis berbasis daring karena alasan kurang memahami teknologinya.
"Melalui layanan e-smart ini, pelaku IKM akan dibantu secara langsung bagaimana menjadi penjual di situs belanja daring. Kali ini pemeritah telah berkerja sama dengan belanja.com dan bukalapak.com," kata seusai membuka workshop e-smart di salah satu hotel Palembang, Kamis.
Ia mengatakan, untuk itu dalam workshop ini para pelaku IKM akan diarahkan mengenai cara-cara efektif berjualan produk secara online.
Mereka akan diajarkan memilih produk yang layak dipajang, memilih harga yang kompetitif, hingga mempromosikan produk.
Tentunya, melalui pelatihan selama dua hari ini akan membuka mata para pelaku usaha mengenai pentingnya perubahan cara pandang dari sekadar memproduksi barang kini juga menjadi menjualnya. Tak hanya itu, mereka juga didorong untuk menghasilkan produk berdaya saing.
"Oleh karena itu dalam pelatihan ini, pelaku IKM akan langsung diajarkan dengan disediakan lapak milik sendiri, baik di bukalapak.com atau di belanja.com. Mereka akan langsung memajang minimal tiga produk, dan bisa jadi meski baru uji coba tapi sudah laku terjual," kata dia.
Lebih jauh lagi dalam kaitan menstimulus pelaku IKM agar mau berjualan secara online, Kemenperin telah berkerja sama dengan dua situs tersebut untuk meletakkan satu atau dua produk pada laman yang paling diminati pembeli atau promosi gratis.
Salah seorang pelaku IKM peserta workshop Jessy Ernila mengatakan dirinya sejak lama ingin berbisnis online. Lantaran tidak memahami caranya sehingga produk yang dihasilkan yakni tas berbahan tali pengikat barang (pak) itu hanya dijual secara offline.
"Jika ketemu konsumen secara langsung, saya bisa menjual satu tas seharga Rp15.000/buah, tapi karena saya jual ke pengepul di pasar maka dipukul rata jadi Rp7.000/buah. Harapannya dengan berjualan secara online bisa menemukan konsumen langsung yang memakai," kata dia.
Berdasarkan data United Nations Indutrial Development Organization (Unido) 2016 diketahui bahwa Indonesia berada pada urutan ke-10 negara berbasis manufaktur dilihat dari nilai tambah manufaktur.
Sedangkan jika dilihat dari kontribusi terhadap PDB tahun 2016 disebutkan bahwa sektor industri dan jasa terkait industri memberikan sumbangsih sebesar 31,3 persen. Perhatian penuh kemudian diberikan ke sektor IKM, salah satunya dengan program Kredit Usaha Rakyat berbunga 6,0 persen per tahun.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017