Dalam perbincangan via telepon, Trudeau menekankan peran Suu Kyi sebagai "pemimpin moral dan politik" bagi negara itu saat mengungkapkan "kekhawatiran terdalamnya mengenai situasi di Rakhine State bagi muslim Rohingya" menurut pernyataan kantor Perdana Menteri Kanada yang dikutip kantor berita AFP.
Menurut organisasi-organisasi hak asasi manusia, sejauh ini 379.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar di tengah aksi balasan keras dari militer terhadap serangan militan Rohingya di Rakhine State bulan lalu.
Trudeau menyeru pemimpin militer dan sipil di Myanmar untuk "mengambil sikap tegas guna mengakhiri aksi kekerasan tersebut, mendukung perlindungan warga sipil dan akses tanpa hambatan bagi PBB dan pekerja kemanusiaan internasional."
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan aksi penindakan militer di Myanmar sebagai "contoh buku teks dari pembersihan etnis" dan menyerukan "langkah-langkah segera" untuk mengakhiri aksi kekerasan pada Rabu.
Suu Kyi, yang merupakan warga kehormatan Kanada sekaligus peraih Hadiah Nobel Perdamaian, dikritik karena posisinya yang ambigu mengenai krisis Rohingya.
Dalam konferensi pers Rabu, juru bicara pemerintah Zaw Htay mengumumkan bahwa Suu Kyi akan menyampaikan pidato ke warga pekan depan dengan pesan perdamaian dan rekonsiliasi nasional.
Pemimpin Myanmar itu membatalkan perjalanan ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB guna mengatasi krisis di dalam negeri.(kn)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017