Samarinda (ANTARA News) - Dinas Peternakan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyatakan bahwa wabah flu burung (avian influenza) positif kembali menyerang "Kota Tepian" setelah puluhan unggas peliharaan warga mati secara mendadak selama bulan Mei lalu. "Berdasarkan rapid tes yang kita lakukan selama Mei lalu, unggas-unggas yang mati di sejumlah kecamatan menunjukkan positif flu burung," kata Kepala Dinas Peternakan Kota Samarinda, Rini Purwanti, ketika dihubungi dari Samarinda, Selasa. Ia mengatakan bahwa kasus flu burung kali ini adalah yang pertama sejak ditemukan terakhir tahun 2005 silam. Kemungkinan besar wabah tersebut dapat menyebar karena kondisi cuaca yang mendukung belakangan ini. "Penyakit ini disebabkan virus dan mudah sekali menyebar, apalagi cuaca sejak bulan Mei sangat mendukung karena tingkat kelembaban udara meningkat," katanya. Unggas-unggas yang terbukti mengidap flu burung seluruhnya adalah ayam bukan ras (Buras) dan terdapat di dua dari enam kecamatan yang ada, yaitu di Kecamatan Samarinda Seberang dan Samarinda Ulu. Kasus pertama terjadi di Kecamatan Samarinda Seberang, ketika dua ayam milik warga Kelurahan Sengkotek terbukti positif flu burung awal Mei lalu (5/5). Hal yang sama juga ditemukan pada 29 ayam di Kelurahan Sungai Keledang dan Rampak Dalam pada pertengahan bulan (17/5). Jumlah kasus yang paling banyak terdapat di Kecamatan Samarinda Ulu akhir Mei lalu. Sebanyak 66 ayam Buras peliharaan warga di Kelurahan Air Putih mati mendadak, dan berdasarkan tes Dinas Peternakan setempat dinyatakan akibat flu burung. "Seluruh unggas yang terbukti flu burung adalah ayam buras di sektor IV, atau ayam peliharaan warga di dekat pemukiman yang dibiarkan bebas berkeliaran hingga hidupnya ada yang di pohon," ujarnya. Rini mengatakan kejadian beruntun tersebut membuat Dinas Pertenakan yakin bahwa wabah flu burung telah kembali melanda Samarinda, sehingga tes lebih lanjut dengan mengirimkan sampel darah ke laboratorium di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tidak diperlukan. Sebagai langkah pencegahan, Dinas Peternakan telah memusnahakan seluruh bangkai ayam di lokasi-lokasi tersebut. Pengawasan terhadap unggas peliharaan warga juga diperketat dengan melakukan koordinasi hingga tingkat RT, dan menempatkan dua petugas penyemprot disinvektan di tiap Kelurahan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007