Jakarta (ANTARA News) - Isu perbatasan, perdagangan dan pendidikan mewarnai pertemuan dwi-pihak antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Hal tersebut dikemukakan oleh kedua kepala negara dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Selasa, seusai melakukan pertemuan tertutup.
"Kita senang bahwa 97 persen dari perbatasan Indonesia-Timor Leste sudah selesai, sudah
settled, dan kita bersepakat untuk terus melanjutkan negosiasi agar 3 persen sisanya yang menyangkut perbatasan Oecussi dengan Nusa Tenggara Timur segera dapat dirampungkan untuk kebaikan kedua negara," kata Presiden Yudhoyono.
Presiden Yudhoyono mengatakan, kerjasama keamanan di sepanjang perbatasan juga berjalan baik. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Presiden Timor Leste.
"Kedua negara sepakat untuk lebih baik lagi dalam berkoordinasi antara satuan keamanan Indonesia yang bertugas di sepanjang perbatasan dengan pihak Timor Leste. Dengan demikian pelintas batas secara damai itu bisa berjalan dengan baik dan aman," jelasnya.
Menurut Presiden, karena kerjasama dan koordinasi yang baik antara kedua belah pihak maka hingga saat ini tidak ada masalah krusial yang terjadi di perbatasan kedua negara.
Namun, lanjut Presiden Yudhoyono, kerjasama pengamanan perbatasan akan tetap ditingkatkan pada masa mendatang.
Sementara itu, Ramos Horta mengatakan bahwa pemerintah Timor Leste berharap Presiden Yudhoyono akan mengunjungi Timor Leste lagi segera, seperti kunjungannya dua tahun lalu dimana ribuan orang menyambut dengan spontan tanpa rekayasa.
"Mereka menujukkan persahabatan kepada masyarakat Indonesia dan juga kepada Presiden secara personal," kata Ramos Horta.
Pada kesempatan itu, ia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan Indonesia terhadap para pelajar dan mahasiswa Timor Leste yang belajar di Indonesia.
"Saya berdiskusi dengan Presiden Yudhoyono, bahwa kami membutuhkan diskusi yang lebih lanjut untuk bidang pendidikan, sehingga pelajar kami bisa belajar dengan dukungan finansial dari pemerintah kami," ujarnya.
Menurut ia, Indonesia menjadi tujuan utama bagi para pelajar Timor Leste dan pemerintahnya pun memang mendorong para pelajar untuk datang ke Indonesia.
"Kami segera melihat sebuah kerangka kerja sehingga ketika mereka datang mereka akan dibantu oleh pemerintah kami, dan pihak Indonesia sangat membantu pelajar-pelajar kami. Ini moral and
human issue, selain masalah sekarang dan masa depan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Presiden Yudhoyono juga mengapresiasi kerjasama perdagangan antara kedua negara yang terus meningkat.
Sedangkan untuk bidang investasi, Presiden Yudhoyono berharap agar ada lebih banyak lagi perusahaan Indonesia yang beroperasi di Timor Leste.
"Sekarang ada beberapa perusahaan Indonesia di Timor Leste seperti Pertamina, Merpati dan Bank Mandiri," ujarnya.
Presiden juga menyarankan Ramos Horta untuk lebih sering lagi melakukan konsultasi dengan dunia usaha, agar kerjasama ekonomi antara RI-Timor Leste dapat lebih ditingkatkan lagi.
Terkait kerjasama di sektor perdagangan, Presiden Timor Leste mengatakan bahwa kerjasama perdagangan RI-Timor Leste memiliki porsi sekitar 70-80 persen dari total perdagangan Timor Leste dengan luar negeri.
Kunjungan kenegaraan tiga hari Ramos Horta mulai 4 hingga 6 Juni itu merupakan kunjungan pertamanya ke Jakarta sebagai Presiden Timor Leste.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007