Tulungagung (ANTARA News) - Sepasang kakak-beradik di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menderita penyakit langka sejenis lumpuh layu selama belasan tahun sehingga membuat keduanya hanya bisa berbaring dan duduk di pembaringan rumah mereka di Desa Banaran, Kecamatan Kauman.
"Sebelumnya kami memiliki tubuh normal (sehat) hingga akhirnya, suatu ketika kami menderita sakit panas tinggi dan mengalami kelumpuhan ini," tutur Edi Sukarman (33), salah seorang penderita lumpuh layu bertutur kepada Antara di Tulungagung, Selasa.
Edi merupakan yang pertama jatuh dalam kelumpuhan permanen akibat menyusutnya otot-otot kaki, pada usianya menginjak 19 tahun.
Tak berselang lama setelahnya, kakak Edi bernama Sri Endang Hari Pujiastuti (39) juga mengalami kondisi yang sama.
Menurut penuturan Edi yang terlihat kurus kering, ia sudah melakukan terapi kesehatan sejak usia 18 tahun atau sekitar tahun 2004.
Waktu itu, kata Edi, dia berobat untuk mengetahui kondisi tubuhnya, yang sejak usia SMP atau sekitar 14 tahun hingga 18 tahun tubuhnya semakin hari semakin mengecil.
Kondisi yang semakin lemah membuatnya yang awalnya bisa naik sepeda, kini hanya bisa duduk dan berbaring.
"Pernah berobat. Pertama langsung ke RSUD dr Iskak, karena saat itu tidak ada alatnya, kemudian di rujuk ke Rumah sakit dr Soetomo," katanya.
Meski kakaknya lebih dulu mengalami kondisi lumpuh layu tersebut, namun dia lebih dulu memeriksakan diri.
Alasannya, kondisi Edi lebih bisa bertahan untuk pulang-pergi berobat ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017