Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) menargetkan dapat meraih dana lebih dari Rp4 triliun dari program penawaran sekuritisasi aset Kontrak Investasi Kolektif Beragunan Aset (KIK-EBA) berbasis pendapatan yang akan dicatatkan pada 20 September 2017 di Bursa Efek Indonesia.
"KIK-EBA PLN mendapat sambutan positif dari investor, bahkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 2,4 kali," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Menurut Aloysius, underlying (jaminan) KIK EBA tersebut adalah piutang anak usaha PLN, PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Suralaya, Jawa Barat.
"Tingginya tingkat permintaan ini disebabkan karena adanya proyeksi beberapa keuntungan yang didapat perusahaan dan investor," ujarnya.
Adapun benefit yang diperoleh perusahaan antara lain adalah recycle asset, memperkuat permodalan karena tidak membebani perusahaan, serta dapat meningkatkan kegiatan pendanaan perusahaan yang memiliki anggaran belanja modal (capex).
Dijelaskan, dengan mensekuritisasi hak sebagian pendapatan dari pembangkit listrik Suralaya, Mandiri Sekuritas akan bertindak sebagai arranger KIK-EBA PLN.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan secara keseluruhan perseroan bakal menerbitkan KIK EBA senilai Rp10 triliun. Untuk tahap I, PLN bakal menerbitkan KIK EBA sekitar Rp4-5 triliun.
Ia menjelaskan, beberapa investor yang berminat membeli KIK EBA perseroan berasal dari kalangan perbankan, asuransi dan dana pensiun.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017