Jakartaa (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan Pemerintah Indonesia siap mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh sementara untuk bantuan Myanmar masih menunggu daftar kebutuhan dari Pemerintah Myanmar.
"Untuk Bangladesh, bantuan kita sudah akan siap dalam waktu dekat dan Alhamdulillah banyak sekali yang ingin memberikan bantuan selain dari pemerintah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan pengungsi Rohingya di Bangladesh memerlukan banyak bantuan kemanusiaan.
"Karena besarnya minat untuk membantu, pengiriman bantuan mungkin perlu beberapa tahap," katanya.
Ia menyebutkan tim pendahulu dari Indonesia sudah berada di Bangladesh untuk menyiapkan pendaratan pengiriman bantuan dari Indonesia.
"Persiapan pendaratan pesawat dilakukan di Chittagong, tidak mendarat di Cox Bazaar sementara jarak Chittagong dan Cox Bazaar itu sekitar 120 km, kalau dilihat dari jarak tidak panjang tetapi waktu tempuh lebih lama, tim kita sudah ada, pendaratan sudah disiapkan," katanya.
Ia menyebutkan jenis bantuan disiapkan secara cermat setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Bangladesh dan pihak terkait.
"Hal yang dibutuhkan antara lain beras, selimut, pakaian, alat kebersihan, baju anak-anak. Kita kirimkan bantuan sesuai yang diperlukan di lapangan saat ini," katanya.
Menlu menyebutkan, pihaknya secara konstan berkomunikasi dengan Pemerintah Myanmar dan Pemerintah Bangladesh serta pihak-pihak terkait.
"Saya juga melakukan kontak dengan Presiden ICRC atau Palang Merah Internasional," katanya.
Dalam pembicaraan dengan Menlu Myanmar, ia membahas mengenai bantuan kemanusiaan di mana Pemerintah Myanmar menyampaikan prinsip keterbukaan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.
"Kita terus menggali informasi dari berbagai pihak terkait bantuan yang diperlukan, bayangan sih sudah ada. Kita masih menunggu daftar bantuan yang diperlukan oleh Pemerintah Myanmar," kata Retno Marsudi.
"Untuk Bangladesh, bantuan kita sudah akan siap dalam waktu dekat dan Alhamdulillah banyak sekali yang ingin memberikan bantuan selain dari pemerintah," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan pengungsi Rohingya di Bangladesh memerlukan banyak bantuan kemanusiaan.
"Karena besarnya minat untuk membantu, pengiriman bantuan mungkin perlu beberapa tahap," katanya.
Ia menyebutkan tim pendahulu dari Indonesia sudah berada di Bangladesh untuk menyiapkan pendaratan pengiriman bantuan dari Indonesia.
"Persiapan pendaratan pesawat dilakukan di Chittagong, tidak mendarat di Cox Bazaar sementara jarak Chittagong dan Cox Bazaar itu sekitar 120 km, kalau dilihat dari jarak tidak panjang tetapi waktu tempuh lebih lama, tim kita sudah ada, pendaratan sudah disiapkan," katanya.
Ia menyebutkan jenis bantuan disiapkan secara cermat setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Bangladesh dan pihak terkait.
"Hal yang dibutuhkan antara lain beras, selimut, pakaian, alat kebersihan, baju anak-anak. Kita kirimkan bantuan sesuai yang diperlukan di lapangan saat ini," katanya.
Menlu menyebutkan, pihaknya secara konstan berkomunikasi dengan Pemerintah Myanmar dan Pemerintah Bangladesh serta pihak-pihak terkait.
"Saya juga melakukan kontak dengan Presiden ICRC atau Palang Merah Internasional," katanya.
Dalam pembicaraan dengan Menlu Myanmar, ia membahas mengenai bantuan kemanusiaan di mana Pemerintah Myanmar menyampaikan prinsip keterbukaan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.
"Kita terus menggali informasi dari berbagai pihak terkait bantuan yang diperlukan, bayangan sih sudah ada. Kita masih menunggu daftar bantuan yang diperlukan oleh Pemerintah Myanmar," kata Retno Marsudi.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017