Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyiapkan inovasi terbaru melalui tim unggulannya, yaitu Nogogeni dalam menghadapi kompetisi Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2017 yang siap digelar pada 7-12 November di Kenjeran Park, Surabaya.
Manajer Umum Nogogeni M Adietya di Surabaya, Selasa mengatakan dalam kompetisi yang menjadikan ITS kembali sebagai tuan rumah itu, tim Nogogeni memerlukan waktu setidaknya lima bulan untuk menyelesaikan mobil.
"Tahun ini agak berbeda karena kami mengirimkan dua mobil dengan kategori Urban Listrik dan Urban Ethanol. Dulunya untuk Urban Ethanol bernama Basudewo," tutur M Adietya.
Di kompetisi KMHE 2017, tim melakukan beberapa inovasi yaitu pada mobil urban listrik dibuat body berkoefisien drag lebih kecil sehingga dapat meminimalisir gesekan, menambahkan sistem transmisi pada sasis dan melakukan riset pembuatan kontroler untuk sistem kelistrikan.
Sedangkan pada kategori urban etanol, kata dia, tim menambahkan Engine Control Unit (ECU) progammable, yang bertujuan untuk meningkatkan performa mesin.
"Pada tahun ini memang tim kami melakukan perubahan yang cukup banyak, karena itu merupakan evaluasi di tahun sebelumnya. Semoga efisiensinya dapat mencapai 150 kilometer per kilowatt-hour untuk mobil listrik dan 200 kilometer per liter untuk mobil ethanol," tutur Adiet
Pria kelahiran Gresik ini menambahkan, kendala yang dialami adalah pada tempat "test drive".
"Biasanya mobil diuji di jalan raya Galaxy Mal pada dini hari, agak berisiko karena masih ada kendaraan berlalulalang. Tapi masih belum ada alternatif tempat," ujarnya.
Walau menemui kendala, dirinya berharap semua persiapan agenda dapat berjalan lancar dan manfaat bagi pertumbuhan hasil inovasi mahasiswa di Indonesia.
Manajer Umum Nogogeni M Adietya di Surabaya, Selasa mengatakan dalam kompetisi yang menjadikan ITS kembali sebagai tuan rumah itu, tim Nogogeni memerlukan waktu setidaknya lima bulan untuk menyelesaikan mobil.
"Tahun ini agak berbeda karena kami mengirimkan dua mobil dengan kategori Urban Listrik dan Urban Ethanol. Dulunya untuk Urban Ethanol bernama Basudewo," tutur M Adietya.
Di kompetisi KMHE 2017, tim melakukan beberapa inovasi yaitu pada mobil urban listrik dibuat body berkoefisien drag lebih kecil sehingga dapat meminimalisir gesekan, menambahkan sistem transmisi pada sasis dan melakukan riset pembuatan kontroler untuk sistem kelistrikan.
Sedangkan pada kategori urban etanol, kata dia, tim menambahkan Engine Control Unit (ECU) progammable, yang bertujuan untuk meningkatkan performa mesin.
"Pada tahun ini memang tim kami melakukan perubahan yang cukup banyak, karena itu merupakan evaluasi di tahun sebelumnya. Semoga efisiensinya dapat mencapai 150 kilometer per kilowatt-hour untuk mobil listrik dan 200 kilometer per liter untuk mobil ethanol," tutur Adiet
Pria kelahiran Gresik ini menambahkan, kendala yang dialami adalah pada tempat "test drive".
"Biasanya mobil diuji di jalan raya Galaxy Mal pada dini hari, agak berisiko karena masih ada kendaraan berlalulalang. Tapi masih belum ada alternatif tempat," ujarnya.
Walau menemui kendala, dirinya berharap semua persiapan agenda dapat berjalan lancar dan manfaat bagi pertumbuhan hasil inovasi mahasiswa di Indonesia.
Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017