Situbondo (ANTARA News) - Sekitar 200 dusun yang tersebar di beberapa desa di Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur belum teraliri listrik karena untuk pemasangan jaringan listrik terkendala infrastrukur jalan.
"Tercatat ada sekitar 200 dusun yang tersebar di Kabupaten Situbondo dan Bondowoso yang belum memiliki jaringan listrik. Kalau untuk desa sebenarnya sudah teraliri listrik namun ada dusun di desa-desa yang belum," ujar Asisten Manajer Perencanaan PT PLN (Persero) Wilayah Situbondo, Bertha Andriani di Situbondo, Selasa.
Ia menyebutkan, dari sekitar 200 dusun yang belum memiliki jaringan listrik itu 79 dusun di antaranya di Kabupaten Situbondo, sedangkan sisanya tersebar di Kabupaten Bondowoso.
Guna mempercepat distribusi listrik di dusun-dusun tersebut, katanya, PT PLN bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat menyingkronkan program infrastruktur jalan karena masalah akses jalan menjadi bagian penting untuk segera menuntaskan program listrik masuk desa.
"Dari angka sekitar 200 dusun yang belum memiliki jaringan listrik, diperkirakan akan terus berkembang karena kami masih terus melakukan pendataan," katanya.
Untuk percepatan program Lisdes (listrik desa), lanjut dia, PLN akan meminta pemerintah daerah mempresentasikan kondisi daerah yang belum teraliri listrik agar disingkronkan dengan program pembangunan infrastruktur jalan sehingga akan mudah menjangkau untuk pemasangan jaringan listrik baru.
"Yang jelas untuk program listrik desa, kami membangun jaringan listrik dan melihat potensi pelanggan di daerah tersebut dan memprioritaskan dusun yang memiliki infrastruktur yang bisa dijangkau," tuturnya.
PLN Wilayah Situbondo menargetkan pada 2019 program listrik desa sudah tuntas dan hal itu tentunya harus didukung dengan fasilitas infrastruktur yang ada, mengingat pemasangan jaringan listrik baru juga harus didukung dengan tersedianya infrastruktur jalan yang baik untuk mempermudah pengangkutan tiang listrik dan peralatan lainnya ke lokasi.
Pewarta: Novi Husdinariyanto / Zumrotun Solichah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017