"Pelepasan 200 tukik ini sebagai bentuk keperdulian kami terhadap satwa langka yang dilindungi negara ini agar tidak punah," kata Ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/Indonesian Heritage Trust), Catrini Kubontubuh di Gianyar.
Dalam kegiatan Konferensi Pelestarian se-Dunia ini, kata dia, pelepasan tukit ini diikuti 200 peserta dari 31 negara yang menjadi anggota ICNT yang dikaitkan antara pelestarian satwa dengan alam dan budaya.
"Kami ingin satwa ini tetap ada dan menggugah komunitas di Bali ikut melakukan pelestarian terhadap lingkungan sekitarnya, salah satunya dengan melepas tukik," ujarnya.
Dengan upaya ini, satwa-satwa yang terancam punah ini dapat ada, karena tukik ini dilindungi Undang-Undang di Indonesia.
Pelepasan tukik ini juga turut dilakukan Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Agung Bharata, bersama para anggota ICNT yang melepas satwa ini secara serentak berjejer di Pantai Masceti itu.
"Dalam pelepasan tukik ini, para peserta sangat senang dapat melepas tukik ini, meskipun pelepasan tukik itu dilakukan pada siang hari Pukul 12.00 Wita," ujarnya.
Ia mengapresiasi dukungan Pemkab Gianyar yang ikut serta dan mendukung kegiatan ini yang diharapkan komunitas di Bali juga ikut menjaga pelestarian satwa yang dilindungi ini.
Sementara itu, Direktur International National Trusts Organisation (INTO), Oliver Maurice, mengaku sangat mendukung upaya pelestarian satwa ini agar tetap terjaga dan berkembang biak dengan baik.
"Saya akan dukungan upaya ini sehingga memperkuat peran INCT dalam menjaga pelestarian satwa, lingkungan dan warisan budaya," ujarnya.
Pewarta: I Made Surya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017