"Kebakaran di Bantul pada 2017 ini memang cukup tajam tingkat peningkatan kejadiannya, terutama kejadian kebakaran lahan, karena bertepatan dengan musim kemarau," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Senin.
Oleh sebab itu, kata dia, kepada warga Bantul yang kesehariannya pergi ke ladang dan lahan pekarangan yang ranting-ranting daun di sekitar pada berguguran tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan karena bisa memicu kebakaran.
"Masyarakat Bantul yang sering pergi ke ladang dan sebagainya untuk tidak membakar sampah sembarangan, karena kalau api menjadi besar dan terbawa angin bisa membakar lahan sekitarnya, dampak akibatnya kerugian harta benda," katanya.
Dwi Daryanto menjelaskan, kejadian kebakaran lahan di Bantul setiap tahun memang terus terjadi terutama lahan pekarangan yang ditumbuhi pohon kering, termasuk lahan tebu, meski tidak menutup kemungkinan kejadian kebakaran rumah.
Ia mengatakan, data yang dihimpun BPBD Bantul menyebutkan sepanjang 2017 sejak Januari hingga akhir Agustus kejadian kebakaran mencapai 64 kejadian, meningkat jika dibanding 2016 yang sebanyak 54 kejadian.
"Sehingga masih ada sisa waktu sekitar empat bulan ke depan sampai akhir 2017 mudah-mudahan kejadian kebakaran di Bantul baik lahan maupun rumah tidak semakin bertambah," katanya.
Meski demikian, kata dia, BPBD sebagai lembaga yang berwenang dalam pencegahan dan mitigasi bencana tetap menyiapkan segala sesuatunya, mengingat saat ini masih musim kemarau yang potensi terjadinya kebakaran relatif tinggi.
"Apalagi puncak musim kemarau diperkirakan masih berlangsung sampai Oktober, itu informasi dari BMKG Yogyakarta, jadi memungkinkan masih terjadi kebakaran di Bantul, maka segala sesuatunya harus kita siapkan," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017