Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta menguat 49 poin menjadi Rp13.135 per dolar AS pada Senin pagi.
"Pergerakan mata uang rupiah kembali bergerak naik di tengah kepercayaan pelaku pasar uang terhadap perekonomian nasional menyusul membaiknya defisit anggaran," Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.
Menurut dia rupiah kena imbas positif pernyataan Menteri Keuangan yang mengatakan defisit anggaran hingga Agustus 2017 mencapai 1,65 persen atau Rp224,3 triliun lebih rendah dari periode sama 2016 yang mencapai 2,09 persen dan menjadi salah satu faktor positif bagi rupiah.
Di sisi lain, dia menjelaskan, penerimaan pajak hingga akhir Agustus 2017 tercatat Rp780,037 triliun atau setara 53 persen dari total target penerimaan dalam APBN-P 2017. Angka itu lebih tinggi dari capaian pada periode sama tahun lalu, yang tercatat Rp711,447 triliun atau 46 persen dari total APBN Perubahan 2016.
Ia menambahkan data cadangan devisa yang dirilis Bank Indonesia juga turut menopang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar valas domestik.
Cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 meningkat satu miliar dolar AS menjadi 128,8 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2017 yang tercatat 127,8 miliar dolar AS.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan estimasi pasar mengenai kebijakan kenaikan suku bunga Amerika Serikat oleh The Fed yang belum akan dilakukan dalam waktu dekat turut mempengaruhi pergerakan rupiah.
"The Fed diproyeksikan mengalami kesulitan untuk menaikan suku bunga acuannya menyusul laju inflasi di Amerika Serikat yang masih melambat," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017