Ketua KTNA Sulsel, Muhammad Yunus di Makassar, Minggu, mengatakan mendukung keputusan pemerintah dalam menetapkan HET komoditas beras yang dinilai cukup menguntungkan dan berpihak pada para petani.
"Kami tentu mendukung kebijakan pemerinta namun dari kami dari KTNA Sulsel tentunya memiliki harapan agar harga ecerannya bisa dinaikkan hingga 10 persen," katanya.
Penetapan HET telah ditetapkan pemerintah mulai 1 September 2017. Penetapan HET beras kualitas medium tersebut berbeda-beda sesuai dengan daerah di Indonesia.
Seperti untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi sebesar Rp9.450 per kilogram, dan Rp12.800 untuk jenis premium.
Sedangkan untuk Wilayah Sumatera tidak termasuk Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan untuk beras kualitas medium Rp9.950 dan premium 13.300 per kilogram.
Sementara untu Maluku termasuk Maluku Utara dan Papua, HET beras kualitas medium sebesar Rp10.250 per kilogram dan Rp13.600 untuk beras jenis premium.
Ia menjelaskan, khusus harga jual dalam bentuk gabah itu berkisar antara 3 ribuan hingga 4 ribuan per kilogram. Harga ini sendiri tentunya masih tergantung jenis gabah atau beras serta lokasi produksinya.
"Untuk di Kabupaten Bone itu masih pada kisaran Rp3.500 perkilo namun untuk Sidrap justru nilainya lebih tinggi yang mencapai diangka Rp4.800 perkilo. Namun kami tentunya tetap berharap HET bisa mengalami kenaikan," katanya.
Harga gabah itu tentunya sudah lebih tinggi karena sebelumnya hanya rata-rata masih diangka Rp3 ribuan.
Pihaknya juga mengaku bangga dan bersyukur dengan keputusan Perum Bulog Sulselbar yang belakangan ini begitu gencar turun langsung membeli gabah atau beras para petani.
(T.KR-AKR/S036)
Pewarta: Abd Kadir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017