Promosi cabang pencak silat itu, seperti tercantum dalam siaran pers yang diterima Antara di Madiun, Minggu, melibatkan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat), Kementerian Luar Negeri Indonesia, serta Federasi Pencak Silat Azerbaijan.
Duta Besar RI untuk Republik Azerbaijan Husnan Bey Fananie mengatakan cabang olahraga pencak silat mendapatkan perhatian yang tinggi dari masyarakat Azerbaijan menyusul peningkatan jumlah perguruan maupun padepokan pencak silat di negara itu.
"Pencak silat sebagai bagian dari budaya Indonesia juga perlu terus dikembangkan dan disosialisasikan oleh seluruh pemangku kepentingan yang terlibat, termasuk kami kedutaan atau wakil negara Indonesia yang berada di Azerbaijan," ujar Fananie.
Namun, Fananie mengatakan keberadaan pencak silat di negara bekas wilayah Uni Soviet itu masih membutuhkan dukungan dari semua pihak agar pencak silat terus berkembang dan pembinaan selalu aktif.
Dukungan itu, lanjut Fananie, bertujuan pencak silat dapat menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade sebagai puncak penyelenggaraan multi-cabang olahraga di dunia.
Pada pertengahan 2016, jumlah perguruan pencak silat di Azerbaijan mencapai sekitar 38.
Perkembangan pencak silat di negara perbatasan benua Eropa dan Asia itu dilatarbelakangi persamaan Islam sebagai agama mayoritas penduduk baik di Indonesia maupun Azerbaijan.
Di bawah naungan Federasi Pencak Silat Azerbaijan, perguruan pencak silat di Azerbaijan awalnya didirikan tahun 2005 dengan murid sekitar 5.000 orang. Hingga 2016, jumlah murid pencak silat yang tercatat pada Federasi Pencak Silat Azerbaijan mencapai sekitar 10.000 orang.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017