London (ANTARA News) - Tradisi ujian dengan tulisan tangan di kertas selama delapan abad di Cambridge University akan segera berakhir.
Salah satu universitas paling terkenal di dunia itu mempertimbangkan untuk memberlakukan ujian tertulis wajib dan memungkinkan para mahasiswa menggunakan laptop, menurut laporan surat kabar Inggris, Sabtu.
Usulan kebijakan itu berawal dari tutor Cambridge yang mengeluhkan tulisan tangan siswa sulit untuk dibaca.
Para akademisi mengatakan mahasiswa zaman sekarang terlalu bergantung kepada laptop saat masa perkuliahan, dan kesulitan menulis dengan tangan.
Cambridge University, menurut laporan tersebut, telah meluncurkan sebuah perundingan mengenai topik tersebut sebagai bagian dari strategi pendidikan digital.
Dalam sebuah survei online, siswa-siswa ditanya apakah mereka menginginkan pilihan ujian dengan mengetik pada laptop, dan apakah ini akan memiliki "dampak positif yang signifikan".
Dr Sarah Pearsall, seorang dosen senior di Fakultas Sejarah Cambridge yang terlibat studi ini, mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa tulisan tangan menjadi seni yang hilang pada siswa zaman sekarang.
"15 atau 20 tahun yang lalu siswa secara rutin menulis dengan tangan beberapa jam sehari -- tetapi sekarang mereka tidak menulis apa-apa dengan tangan kecuali saat ujian," katanya kepada The Daily Telegraph.
"Sebagai pengelola fakultas, kami telah mengkhawatirkan hal ini selama bertahun-tahun terkait masalah tulisan tangan, sulit bagi siswa dan pemeriksa hasil ujian karena sulit membaca tulisan mereka," imbuhnya.
Sir Anthony Seldon, wakil rektor Universitas Buckingham, mengatakan kepada Telegraph bahwa universitas-universitas akan pindah ke komputer karena tulisan tangan mahasiswa akan terus memburuk di masa mendatang.
"Kualitas tulisan tangan menurun secara signifikan, kita harus menerima kenyataan itu," ujarnya, sebagaimana dilansir dari Xinhua.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017