Kudus (ANTARA News) - Muhammad Arya Bimasena (11) hanya berpostur sekitar 135 cm, relatif lebih rendah dibandingkan rekan-rekan seusianya di audisi beasiswa bulu tangkis PB Djarum. Selain relatif mungil dan kurus, dia juga kidal.
Namun, siapa sangka kecepatannya cukup unggul dibandingkan sejumlah lawan mainnya, seperti diungkapkan sang pelatih, Didit Mardito (58).
Kali pertama mengikuti audisi beasiswa bulu tangkis dia sudah mampu ke babak final mewakili daerah Cirebon, walau sebenarnya Arya bisa saja mengikuti audisi di kota kelahirannya, Purwokerto.
"Dia ikut klub itu Februari 2015. Memang anaknya kecil seperti itu, beda seperti kakaknya yang juga ikut audisi. Awalnya karena mau mencari kegiatan, ternyata dia senang main bulu tangkis. Ibu mertua saya juga kidal," ujar ayah Arya, Rakhmat kepada ANTARA News di GOR Djarum, Jati, Kudus, kemarin.
Arya sudah terlihat potensinya sejak awal pelatihan. Tahun lalu, dia sudah menjuarai turnamen tingkat kabupaten dan kejuaraan untuk kelompok usia 11 tahun di Purbalingga.
Bungsu dari dua bersaudara itu begitu pemalu dan pendiam namun tampak dingin saat di lapangan tak begitu jauh dengan karakter Arya di luar lapangan. Hal inilah yang cukup disoroti Didit karena berpengaruh pada tipe permainannya yang relatif tak banyak menyerang.
Selain itu, power Arya dalam melakukan smes ataupun dropshot masih terlalu lemah.
"Memang, dia mempunyai kelebihan di kecepatan. Dia juga telaten walau powernya masih lemah. Ini masih perlu ditingkatkan lagi. Untuk mental di lapangan, dia sudah baik," tutur Didit.
Namun, Arya juga unggul dalam teknik memukul forehand yang terkadang tak bisa dilihat lawan.
Didit biasanya melatih Arya setiap sore hari selama tiga jam, setelah anak asuhnya itu pulang sekolah.
Berprestasi di lapangan ternyata diimbangi dengan prestasi akademis, itulah Arya. Rakhmat mengatakan, putranya itu selalu masuk urutan tiga besar di kelasnya.
Arya bersekolah di salah satu sekolah Islam percontohan terbaik di Purwokerto. Dia saat ini dalam tahap menghapal Alquran, jus 29.
Arya yang pemalu bersama 111 pebulutangkis muda lainnya kini menanti keputusan tim pelatih dan pencari bakat apakah mereka terpilih masuk ke babak karantina sebelum akhirnya masuk sebagai atlet binaa PB Djarum.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017