"Daya juang kurang, kurang fight di lapangan apalagi kalau sudah ketinggalan (poin)," ujar dia di GOR Djarum, Jati, Kudus, Sabtu (9/9) malam.
Daya juang ini, menurut pebulutangkis yang mendapat julukan Smash 100 Watt itu biasanya terbentuk saat latihan dan dari dalam diri atlet.
"Biasanya latihan dan diri sendiri. Jepang itu bisa maju karena altletnya (mau berlatih keras)," tutur Hariyanto.
Dia menyebut karakter tak mau mengalah seperti legenda bulu tangkis Liem Swie King saat bertanding juga bisa menjadi hal positif yang bisa diaplikasikan para atlet.
"Mengetahui dia latihan jam 6. Kita latihan jam 4 kalau bisa. Enggak mau kalah sama yang lain, contohnya itu meniru koh Liem Swie King," tutur dia.
Selain itu, faktor pelatih juga tak bisa dikesampingkan. Pelatih, sambung Hariyanto sangat menentukan perkembangan atlet.
"Jika pemain tidak dapat mengikuti, sebagus apapun bakatnya kalau latihannya tidak mumpuni maka bisa tergerus kemampuannya," kata dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017