Brussel (ANTARA News) - Liverpool tidak akan mendapat sanksi apapun dari UEFA, menyusul laporan adanya masalah keamanan di final Liga Champions bulan lalu, seperti dinyatakan sumber senior di badan sepak bola Eropa, Senin. Berdasarkan dokumen yang akan dimasukkan ke Menteri Olahraga Richard Caborn, Selasa, sumber itu mengatakan tidak akan ada tindakan apapun terhadap klub Inggris, meski ada bukti beberapa penggemar Liverpool disalahkan atas masalah di Athena. "Laporan itu menggambarkan beberapa usulan, tidak ada sanksi. Tidak akan diambil tindakan disipliner kepada Liverpool," kata sumber di UEFA kepada Reuters. Sebelumnya, UEFA menyalahkan penggemar Liverpool yang masuk dengan tiket palsu atau penonton tanpa tiket yang memaksa masuk ke Stadion Olimpiade Athena pada 23 Mei saat Liverpool melawan Milan, sedang puluhan orang yang memiliki tiket asli dilarang masuk. Saat penggemar Liverpool mencoba memasuki stadion, situasinya semakin memanas dan tidak terkendali, sehingga polisi Yunani melepaskan tembakan gas air mata dan menggunakan tongkat kecil. Meski laporan menuliskan masalah tersebut "disebabkan oleh penggemar Liverpool" dan "tidak perlu disalahkan", laporan itu tidak menunjukkan klub atau penggemar beratnya. "Laporan itu lebih berisi cerita mengenai apa yang terjadi dari awal hingga akhir dan usulan tentang bagaimana menyelenggarakan kejuaraan tersebut lebih baik di masa depan seperti kerjasama dengan polisi yang lebih baik dan strategi yang lebih baik," kata sumber lain. Ironisnya, laporan tersebut menggarisbawahi keuntungan dari taktik polisi yang telah digunakan oleh kepolisian Inggris di pertandingan olahraga, kata sumber tersebut. Menyalahkan pertandingan UEFA, Liverpool dan penguasa Inggris berharap berita dari isi laporan akan menurunkan ketegangan usai pertandingan yang memicu perang kata-kata atas siapa yang harus disalahkan atas masalah itu. Suasana semakin buruk menjelang laporan pada Selasa, saat pejabat tinggi UEFA mengindikasikan bahwa dokumen itu mengindetifikasi Liverpool sebagai klub bermasalah, merujuk 25 insiden yang melibatkan klub tersebut. Namun demikian, UEFA dan pemerintah Inggris mengatakan tidak akan mengkonfrontasi saat Caborn bertemu Presiden UEFA Michel Platini pada Selasa di Brussel. Caborn pada Senin menyatakan "akan berusaha menyudahi untuk menyalahkan pertandingan". "Ini bukan masalah UEFA melawan Liverpool atau UEFA melawan penggemar Inggris, kita semua harus menghentikan menyalahkan pertandingan dan menghentikan untuk tidak lagi menyalahkan orang," katanya. "Ya, perusuhnya memang penggemar Liverpool, tetapi mereka adalah penggemar minoritas Liverpool. Seperti yang saya katakan sehari setelah final, 99 persen penggemar Liverpool sangat sopan, tetapi penggemar minoritas yang membuat masalah. "Mereka harus diajari bahwa menonton pertandingan bukanlah hak, tetapi sebuah hak yang harus dibayar. Anda tidak bisa naik kendaraan di London tanpa memakai tiket." Gerbang dibuka Laporan tersebut menyebutkan ada saat-saat kepanikan saat polisi Yunani membuka gerbang untuk mencegah masalah berlanjut, menyatakan bahwa "beberapa ratus dari ribuan penonton membawa hukum mereka sendiri." "Laporan tersebut mengatakan, pengurus Liverpool, yang bertanggungjawab di stadion mereka sendiri, tidak mampu bertindak pada malam itu," kata sumber. Dokumen UEFA juga memasukkan bukti dari beberapa penggemar Liverpool dengan tiket asli yang harus duduk di tempat duduk yang berbeda --atau harus berdiri-- sebagai akibat pemalsuan tiket. Laporan kedua dan laporan yang lebih detil akan digabungkan dan dikirim ke Britain`s Home Office dalam pekan depan, seperti dinyatakan UEFA. Laporan tersebut mengkonfirmasikan bahwa pemeriksaan dilanjutkan kepada bagaimana sekitar 800 suporter Liverpool mendapat tiket yang diketahui didistribusikan kepada AC Milan. (*)
Copyright © ANTARA 2007