M Jani Jana, pemilik pekarangan lokasi tumbuhnya bungai bangkai itu kepada Antara, Jumat, mengatakan, peristiwa mekarnya bunga bangkai tersebut baru diketahui setelah warga sekitar mencium aroma tidak sedap.
"Saya dapat benih bunga itu sekitar beberapa tahun lalu di kawasan hutan (glee), saya bawa pulang, saya tanam dan baru tadi pagi (Jumat) mekar,"sebutnya.
Bunga bangkai tersebut memiliki ketinggian mekar sekira 20 centimeter dari tanah, sementara ketinggian bantang pohonya sekira 1 meter, lokasi tumbuhnya bunga itu berjarak 2-3 meter dari rumah M Jani Jana.
Warga sekitaran desa tersebut yang penasaran, datang berduyun-duyun melihat bunga bangkai itu, beberapa warga juga terlihat mengabadikan gambar bunga itu dengan kamera gawai.
Walaupun bunga tersebut berukuran kecil, namun aroma khasnya itu bisa tercium dengan jarak sekira 10 meter sehingga warga terdekat datang beramai-ramai untuk melihat keunikan bentuk dan jenis bunga langka itu.
Bunga tersebut tumbuh dari tanaman Suweg (bahasa Jawa) yaitu tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa.
Di Pulau Jawa sering dicampurbaurkan dengan iles-iles karena keduanya menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan dan ada kemiripan dalam morfologi dauh pada fase vegetatifnya, bunga tersebut merupakan asli dari tanaman Asia Tenggara.
Bunga muncul apabila simpanan energi berupa tepung di umbi sudah mencukupi untuk pembungaan, sebelum bunga muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu dan bunga tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan.
Pewarta: Anwar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017