Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan RI menyerukan "rencana aksi kesehatan dalam menghadapi perubahan iklim" di hadapan perwakilan negara-negara dunia guna menangani bencana dan penyakit menular sebagai dampak pemanasan global.
Berdasarkan keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat, Menkes Nila Moeloek mengatakan dalam diskusi meja bundar seluruh Menteri Kesehatan anggota South East Asia Regional Organization (SEARO) terkait Upaya Membangun Sistem Ketahanan Kesehatan terhadap Perubahan Iklim di Maladewa, bahwa kerja sama antarnegara anggota SEARO penting untuk membangun ketahanan kesehatan dalam skala lintas negara atau internasional.
"Pentingnya kerja sama negara-negara anggota SEARO dalam membangun sistem ketahanan kesehatan terhadap perubahan iklim," kata Menkes.
Nila juga mengutarakan bahwa pemerintah Indonesia siap membagi pengalaman terbaik dalam penanganan bencana dan penyakit menular yang diyakini meningkat sebagai dampak perubahan iklim.
Para menteri kesehatan negara-negara anggota SEARO yang menghadiri pertemuan di Maladewa, Kamis (7/9), menyampaikan pandangan serupa mengenai pentingnya kerja sama kawasan dalam penanganan kesehatan dampak perubahan iklim.
"Berbagai kebijakan dan program telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dalam kesiapan menghadapi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.
Kebijakan dan program tersebut yakni adanya Permenkes Nomor 1018 Tahun 2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap Dampak Perubahan Iklim, dan Kepmenkes Nomor 035 Tahun 2012 tentang Pedoman Identifikasi Faktor Resiko Kesehatan akibat Perubahan Iklim.
Selain itu, program lain yang dilakukan oleh Kemenkes RI adalah sosialisasi dan advokasi strategi adaptasi perubahan iklim, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk adaptasi perubahan iklim, serta kajian pemetaan kerentanan untuk penyakit malaria dan demam berdarah di lima provinsi di Indonesia.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017