Sejumlah indikator membentuk sinyal penguatan meski terbatas, Diproyeksikan IHSG bergerak di kisaran 5.810-5.860 poin pada akhir pekan ini
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Jumat dibuka melemah sebesar 7,18 poin dipicu sentimen negatif eksternal.
IHSG BEI dibuka turun 7,18 poin atau 0,12 persen menjadi 5.825,12 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 1,81 poin (0,19 persen) menjadi 969,04 poin.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa sentimen dari eksternal yang masih cenderung negatif menjadi salah satu faktor yang menekan IHSG.
"Pasar tetap waspada atas eskalasi risiko Korea Utara di tengah kekhawatiran penembakan misil balistik Korea Utara," katanya.
Dari dalam negeri, ia mengatakan, sentimennya masih cukup kondusif sehingga diharapkan dapat menahan tekanan IHSG lebih dalam. Defisit anggaran hingga Agustus 2017 mencapai 1,65 persen atau senilai Rp224,3 triliun, lebih rendah dari periode sama 2016 mencapai 2,09 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, penerimaan pajak hingga akhir Agustus 2017 tercatat Rp780,037 triliun atau 53 persen dari total target penerimaan dalam APBN Perubahan 2017. Jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu mencatatkan pertumbuhan sebesar Rp711,447 triliun atau 46 persen dari total APBN Perubahan 2016.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan bahwa secara teknikal, IHSG berada dalam indikasi positif jangka pendek sehingga masih memiliki probabilitas yang cukup besar untuk kembali menguat.
"Sejumlah indikator membentuk sinyal penguatan meski terbatas, Diproyeksikan IHSG bergerak di kisaran 5.810-5.860 poin pada akhir pekan ini (8/9)," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 60,32 poin (0,31 persen) ke 19.336,04, indeks Hang Seng menguat 157,51 poin (0,57 persen) ke 27.680,43, dan Straits Times menguat 4,91 poin (0,15 persen) ke posisi 3.232,74.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017