Salah seorang pengrajin eceng gondok, Supian Noor di Amuntai, Kamis, mengatakan kini kerajinan eceng gondok yang dia rintis telah dikenal oleh konsumen dari berbagai daerah di Indonesia.
Berkat keuletan dan inovasi yang terus menerus, kini Supian Noor bersama sang isteri Misnawartati, dipercaya Bank Indonesia untuk memberikan pelatihan bagi kelompok perajin di desa lain melalui Program Kluster Anyaman Purun dan Ilung milik Bank Indonesia.
"Bank Indonesia mendorong kami untuk mengembangkan sektor kerajinan lokal ini dengan memberikan bantuan melalui program kluster industri kecil dan menengah eceng gondok," katanya.
Menurut dia, usaha kerajinan ilung atau Eceng Gondok di Kabupaten Hulu Sungai Utara, kini semakin menggiurkan dan perajin Desa Banyu Hirang Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan sudah membuktikannya.
Dalam satu bulan, kelompok pengrajin tersebut, bahkan bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp30 juta.
Pemilik Usaha kerajinan Eceng Gondok Kembang Ilung Supiaannor tersebut, Rabu (6/9) mengatakan, keuntungan usaha kerajinan eceng gondok miliknya tidak datang begitu saja.
"Saya memulai sejak 2005 melalui berbagai pelatihan, pameran dagang akhirnya terbuka pemasaran yang lebih intens," ujar Supian Noor.
Supian mengatakan, semula ia hanya menggeluti produk kerajinan purun, namun seiring pelatihan yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskuperindag) warga Desa Banyu Hirang mulai menggeluti anyaman eceng gondok.
Dia lantas membentuk kelompok perajin Kembang Ilung yang kini beranggotakan 20 orang, yang mempelopori pengembangan usaha kerajinan berbahan Ilung.
Tanpa meninggalkan anyaman purun yang merupakan keahlian turun temurun, yang diwariskan oleh orang tua mereka, kini kerajinan yang bahan bakunya cukup melimpah tersebut, berkembang cukup pesat.
Pemasaran produk kerajinan anyaman eceng gondok sudah mencapai hingga Pulau Jawa meski tidak setiap bulan pesanan mengalir kepada kelompok perajin ini.
Supian berharap lebih banyak warga yang tertarik menggeluti kerajinan anyaman eceng gondok, mengingat potensi pemasaran yang semakin terbuka lebar dan bahan baku melimpah, karena hampir 90 persen wilayah Kabupaten HSU diliputi lahan rawa atau lebak.
"Kelompok kami siap membantu jika ada permintaan kelompok perajin lain yang ingin meningkatkan keterampilan membuat anyaman ilung atau eceng gondok," katanya.
(T.U004/R010)
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017