Malang (ANTARA News) - Ketua Unit Kerja Presiden Pembina Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif mengemukakan kemanusiaan adalah sila kedua dari Pancasila dan kepedulian Pancasila tidak terbatas oleh lokasi.
"Tragedi kemanusiaan di manapun akan menjadi kepedulian Pancasila, bahkan sensitivitas juga tidak dibatasi oleh lokalitas kebangsaan, tetapi bersifat umum dan berskala global," kata Yudi Latif di sela penutupan pengenalan studi mahasiswa baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Tragedi Rohingya, katanya, harus ditanggapi dengan teliti karena memiliki dimensi yang luas. Kepedulian sosial dan kemanusiaan jangan sampai memperkeruh konflik agama, sebab tidak menutup kemungkinan nanti justru menimbulkan korban kemanusiaan yang lebih besar jika salah langkah.
Bisa jadi, lanjut Yudi, ini hanya sebagai pengalihan isu dengan mengacaukan di lokasi lain, bisa juga tidak. "Yang pasti, kita jangan mudah terkecoh. Permasalahan ini juga telah melibatkan pemerintah dan sudah diserakan kepada Menteri Luar Negeri RI serta LSM," ucapnya.
Dalam amanatnya di hadapan ribuan mahasiswa baru UMM tersebut, Yudi Latif secara khusus menyebut UMM sebagai miniaturnya Indonesia, karena adanya keterwakilan mahasiswa dari seluruh daerah di Indonesia. "Belum pernah saya datang ke kampus, dan semua suku ada. Tapi di UMM, semua suku ada," ujarnya.
Sebagai perekat keragaman suku dan agama, kata Yudi, Pancasila merupakan titik temu, titik pijak, dan titik tuju dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa Pancasila, masa depan bangsa Indonesia menjadi kabur dan tidak jelas arah dan tujuannya.
Penegasan UKP-PIP soal Pancasila tersebut, sekaligus menyempurnakan nuansa kebangsaan Pesmaba UMM. Pada pembukaan Pesmaba, mahasiswa UMM sukses menampilkan empat flashmob bercorak kebangsaan, yaitu formasi lambang Burung Garuda, tulisan "UMM for Indonesia" dan "Jas Merah Kampus Putih", serta formasi kepulauan Indonesia.
Lebih lanjut, Yudi mengatakan menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak muda tidak bisa dengan pemaksaan, apalagi tuntutan. Tetapi, harus bisa memahami suasana kebatinan anak muda sekarang dan mengantarkannya dengan cara menarik.
Sosialisasi Pancasila juga tidak bisa ditentukan oleh lama waktu penyampaian materi. Jika penyampaian tidak menarik, akan membuat generasi muda merasa bosan dan kemudian memicu rasa benci.
Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menekankan empat hal yang harus dihindari oleh mahasiswa baru UMM. "Kalian tidak boleh berbuat perbuatan asusila, minum minuman keras dan narkoba, berperilaku kriminal, dan terlibat perkelahian," katanya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017