Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, menguat 17 poin menjadi Rp13.316 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.333 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Dolar AS tertekan menyusul kabar pengunduran diri Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer. Pasar kehilangan sosok yang sering melontarkan pernyatan hawkish," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer mengumumkan pengunduran diri dan secara efektif akan tidak aktif pada pertengahan Oktober mendatang.
Di sisi lain, lanjut dia, klaim pengangguran di Amerika Serikat yang diperkirakan bertambah turut memberi pengaruh negatif bagi dolar AS. Kalangan analis mengestimasikan klaim pengangguran di AS bertambah sebanyak 9.000 orang. Jika hasil data itu di atas estimasi maka dolar AS berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai ekonomi Indonesia berpeluang menjadi lima besar oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) membuat aset-aset berdenominasi rupiah kembali diminati pelaku pasar.
Selain itu, lanjut dia, pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai defisit anggaran pada periode akhir Agustus 2017 yang lebih rendah dari tahun lalu cukup memberi harapan bahwa ekonomi nasional kondusif.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini (7/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.331 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.337 per dolar AS.
"Meski penguatan rupiah belum sepenuhnya mengkonfirmasi kenaikan lanjutan, namun diharapkan sentimen yang ada cukup menjaga laju rupiah bertahan," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017