Washington (ANTARA News) - Neymar menyebut presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu seorang "lelucon" saat perselisihan antara dewan Barcelona dan pemain asal Brasil itu berlanjut pada Selasa (5/9) waktu setempat.
Dalam sebuah wawancara bersama media Katalunia, Mundo Deportivo dan Sport, Bartomeu mengklaim Barcelona lebih baik tanpa Neymar setelah pemain itu pergi dengan rekor pemain termahal dunia senilai 222 juta euro (sekitar Rp3,52 triliun) ke Paris Saint-Germain (PSG).
Bartomeu mengurus kebijakan transfer Barcelona yang serampangan dan menuai kritik keras. Ia menyebut kepergian Neymar merupakan "peluang" Barcelona agar membangun kembali lini tengah dibandingkan memusatkan transfer yang mendukung trisula penyerang Neymar, Lionel Messi dan Luis Suarez.
"Trisula tersebut sangat bagus, tetapi mempunyai konsekuensi," kata Bartomeu kepada Sport dilansir dari AFP.
"Ini adalah sebuah kesempatan untuk kembali ke sepak bola kolektif di lini tengah, yang merupakan inti kekuatan Barcelona.
"Ini adalah sebuah kesempatan, dengan pelatih baru, sebuah proyek baru. Kita perlu berhenti menjadi pesimistis!"
Bartomeu juga dikritik soal strategi transfer Neymar dan agen sekaligus ayahnya, Neymar Senior.
"Presiden ini adalah sebuah lelucon," jawab Neymar dalam sebuah komentar tentang berita di situs media sosial Instagram.
Mosi tidak percaya pun diluncurkan oleh mantan kandidat presiden Barcelona, Agusti Benedito, yang bisa saja menggulingkan Bartomeu jika mendapat cukup dukungan dari anggota klub dalam beberapa pekan mendatang.
Di sisi lain, hasil transfer Neymar dimanfaatkan Barca untuk mendatangkan sejumlah pemain antara lain sayap berusia 20 tahun asal Prancis Ousmane Dembele dengan biaya 105 juta euro awal dari Borussia Dortmund dan Paulinho seharga 40 juta euro dari Guangzhou Evergrande.
Namun Barcelona gagal mendapatkan target utama yaitu bintang Liverpool Philippe Coutinho.
Penerjemah: Alviansyah P
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017