Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane memperkirakan usia pakai tanggul laut yang tengah dibangun di pesisir Jakarta Utara bisa mencapai 50 sampai 100 tahun.
Kepala BBWSCC T. Iskandar, di Jakarta, Selasa, mengatakan pembangunan pengaman pantau atau tanggul laut Tahap II yang berlokasi di Muara Baru dan Kalibaru tersebut menggunakan tiang pancang beton dengan mutu K600.
"Tanggul yang kami gunakan dengan struktur beton K600 paling tidak bertahan 50 sampai 100 tahun kalau tidak terjadi di luar perencanaan. Karakteristik K600 ini mampu menahan beban besar per 100 cm persegi sebanyak 600 kilogram," kata Iskandar usai meninjau Tanggul Laut Kalibaru, Cilincing, Jakarta.
Ada pun pembangunan tanggul laut tahap II terdiri atas dua paket, yakni Paket 1 berlokasi di Kelurahan Muara Baru (Pluit), Penjaringan, Jakarta Utara dengan panjang tanggul 2,3 km dan Paket 2 di Kelurahan Kali Baru, Cilincing, dengan panjang tanggul 2,2 km.
Iskandar memaparkan pembangunan tanggul di kedua lokasi menggunakan tiang pancang beton bulat "spun pile" khusus dengan diameter 1,2 meter, panjang 24 meter, ketebalan 15 cm dan berat 28,7 ton per batang.
Selain itu, beton mutu K600 ini menggunakan semen tipe 5 yang dikhususkan untuk struktur di daerah asin atau air laut. Material ini diangkut dari Lampung menggunakan tronton berkapasitas 60-65 batang beton.
Ada pun saat ini perkembangan pekerjaan tanggul laut di Muara Baru sudah mencapai 59 persen dari total panjang 2.300 meter, sedangkan tanggul laut di Kalibaru mencapai 57 persen dari panjang 2.200 meter.
Pembangunan tanggul tahap II sepanjang 4,5 kilometer ini menjadi bagian dari program jangka pendek Pembangunan Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Khusus tanggul laut di Kalibaru, BBWSCC telah membangun percontohan tanggul laut sepanjang 100 meter yang dilengkapi dengan jalur inspeksi untuk pejalan kaki, jalur sepeda, dermaga apung serta ruang terbuka hijau seluas 3.000 meter.
"Kondisinya disesuaikan dengan tempat yang ada karena ini kan pemukiman warga. Nanti akan disesuaikan sesuai fungsi pesisirnya. Contoh kalau di Priok itu daerah dermaga, akan berbeda dengan di Ancol yang disesuaikan dengan tanggul wisata," ungkapnya.
Menurut dia, pengamanan pantai dengan tanggul laut selain untuk mengendalikan penurunan permukaan tanah, juga mengendalikan banjir rob yang terjadi pada musim tertentu di bagian utara Jakarta.
Pewarta: Mentari DG
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017