Banda Aceh (ANTARA News) - Sebagian warga kota Banda Aceh yang bermukim di daerah pesisir pada Senin sekira pukul 10.30 WIB sempat lari ke gunung akibat berkembangnya isu air laut naik, karena ada informasi sirine peringatan dini tsunami (Tsunami Early Warning System/TEWS) berbunyi. "Sebagian kami lari lebih dua kilometer dengan kaki untuk mencapai daerah lebih tinggi bersama seluruh anggota keluarga," kata Wahidin (38), salah seorang warga yang ditemui di kaki Gunung Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar. Mereka yang lari ke Gunung Mata Ie, sekitar lima kilometer dari Jantung kota Banda Aceh, itu kini sudah dipulangkan menggunakan armada truk militer ke desanya masing-masing, setelah dipastikan gelombang laut tidak naik. Warga yang lari mengungsi untuk menyelamatkan diri di kawasan perbukitan Kompleks TVRI di Desa Gue Gajah dan Gunung Mata Ie itu sebagian diantaranya mengenakan pakaian seragam Pegawai Negeri Ssipil (PNS). Selain lari tanpa alas kaki, para warga juga banyak yang menggunakan sepeda motor, becak mesin, truk kecil, serta mikro bus yang sarat penumpang anggota keluarganya masing-masing. "Kami lari, karena sangat trauma melihat suasana kota sudah kacau balau, laiknya suasana huru-hara, sebagian anak-anak menangis ketakutan berlarian sambil memegang tangan orangtuanya," katanya. Warga Banda Aceh banyak yang mengungkapkan kekesalannya atas peristiwa tersebut, dan mereka merasa beruntung lantaran suasana cepat terkendali setelah aparat keamanan mengumumkan menggunakan mobil unit keliling tentang isu air laut naik sangatlah tidak benar. "Saya tidak mendengar suara sirine peringatan dini tsunami, tapi berdasarkan informasi dari mulut-mulut bahwa air laut naik di wilayah pesisir Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar," kata Ny. Yunilawaty. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007