Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Senin sore, menguat di bawah angka batas psikologis Rp8.800 menjadi Rp8.780/8.790 dibandingkan dengan akhir pekan lalu sebesar Rp8.837/8.845 per dolar AS atau naik 43 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova di, Jakarta, Senin mengatakan rupiah menguat, karena pelaku pasar melepas dolar AS. Mereka menilai saat ini untuk mencari untung (aksi profit-taking) setelah sepekan mengalami kenaikan. Kenaikan rupiah itu juga didukung oleh membaiknya pasar saham regional akibat menguatnya data manufaktur dan tenaga kerja AS. Kedua data AS itu memberikan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang merupakan pasar ekspor utama Asia membaik, katanya. Menurut dia, faktor utama dilepasnya dolar AS, karena mata uang asing itu di pasar regional melemah terhadap yen, apalagi ada rencana bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga AS. Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya, maka rupiah diperkirakan akan terus menguat menjadi level Rp8.800 per dolar AS, ucapnya. Karena itu, rupiah masih mempunyai ruang untuk menguat lebih jauh, sekalipun Bank Indonesia (BI) menyatakan rupiah yang stabil berada pada kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.400 per dolar AS. "Kami optimis rupiah pada hari berikutnya masih bisa bergerak naik, apabila kondisi pasar seperti ini masih bisa berlanjut," katanya. Apalagi, penguatan rupiah itu menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia makin membaik, sehingga mata uang lokal itu dalam waktu tertentu akan masih berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS, tambahnya. Rupiah sebelumnya diperkirakan akan terus merosot hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS menuju arah yang ditargetkan BI, namun spekulasi pasar membawa mata uang lokal itu menguat menjauhi level Rp8.800 per dolar AS. Naik turunnya rupiah juga harus memperhitungkan suplai dan demand apabila permintaan terhadap rupiah menguat maka mata uang lokal itu akan naik dan begitu pula sebaliknya. "Kami optimis rupiah akan menguat mendekati level Rp8.700 per dolar AS, " katanya. Sementara itu dolar AS terhadap euro menjadi1,3445 cenderung stabil, namun terhadap yen merosot menjadi 121,95 dari sebelumnya 122,10, sedangkan euro terhadap ye turun jadi 164,00 dari 164,15. Melemahnya dolar AS terutama tertekan setelah data tenaga kerja AS menunjukkan peningkatan yang diperkirakan mencapai 157.000 pada Mei 2007. (*)
Copyright © ANTARA 2007