"Sudah hampir sebulan kita kesulitan air bersih dan harus mengambil air di sungai yang sekarang ini kondisinya sudah mulai mengering," kata Ahmad Aziz, warga Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Karawang, Senin.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan air warga setempat harus berjalan hingga 500 meter ke sungai. Air bersih itu didapat dari sungai yang kini kondisinya sudah mulai mengering. Kondisi itu sudah dialami warga selama sekitar sebulan.
"Kami terpaksa mengambil air sisa sungai yang mengering untuk minum, mandi dan mencuci, sebab semua sumur di rumah sudah mengering. Dalam sehari saya bolak-balik sampai tiga kali untuk mendapatkan air dari sisa sungai yang mengering," katanya.
Ia mengakui dirinya bersama warga setempat lainnya terpaksa mengambil air sungai karena belum ada bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat Banuara Nadeak sebelumnya mengatakan agar warga yang membutuhkan air bersih pada musim kemarau tahun ini segera melapor. Sehingga pihaknya bisa langsung mengirim air bersih.
"Pada musim kemarau seperti saat ini kita akan terus siaga. Koordinasi dengan PDAM dioptimalkan untuk mengatasi kesulitan air bersih," kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang hanya memiliki satu mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter. Untuk mengantisipasi semakin banyaknya daerah yang kesulitan air bersih, pihaknya mengoptimalkan koordinasi dengan PDAM Tirta Tarum Karawang.
Hal tersebut dilakukan karena sewaktu-waktu pihaknya membutuhkan mobil tangki air milik PDAM untuk mendistribusikan air bersih ke daerah-daerah yang kesulitan air bersih pada musim kemarau tahun ini.
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017