TOKYO (Antara/BUSINESS WIRE) -- ASEAN-Japan Centre (AJC) hari ini merilishasil studi mengenai rantai nilai global (GVC) di ASEAN (www.asean.or.jp/en/centrewide_en/).Studi ini berisi analisis mendalam seputar ASEAN GVC dan rekomendasi praktisbagi para pembuat kebijakan di ASEAN tentang cara untuk memaksimalkan manfaatdan meminimalisir risiko terkait GVC secara lebih berkelanjutan.

Untuk melihat siaran pers multimedia, silakanklik: http://www.businesswire.com/news/home/20170831005448/en/

Bertajuk 'GlobalValue Chains in ASEAN: A Regional Perspective,’ adalah salah satu jurnal tentang ASEAN GVC yang terdiri dari 16seri. AJC telah mempublikasikan jurnal ini di Filipina pada Juli 2017, dan 14jurnal lainnya akan diproduksi dalam waktu dekat (catatan kaki 1).Jurnal-jurnal ini didasarkan pada data perdagangan nilai tambah yang disusunoleh AJC bersama dengan Eora (catatan kaki 2) dan Konferensi PBB mengenaiPerdagangan dan Pengembangan.

Berikut adalah sejumlah temuan penting:

ASEAN GVC dapat berkontribusi secara signifikanterhadap pembangunan ekonomi kawasan ini. Nilai tambah ekspor ASEAN dari negara(nilai tambah domestik - DVA) berkontribusi hampir sebesar 35 persen terhadapGDP ASEAN pada 2013 (grafik 1). DVA adalah bagian dari ekspor yangberkontribusi terhadap GDP sendiri.

Partisipasi ASEAN terhadap GDP adalah yang terbesarkedua di dunia, setelah Uni Eropa. Ekspor bernilai tambah dari ASEAN sebesarUSD 1,418 miliar pada 2013, 38 persen atau USD 532 miliar yang mencakup impordari negara-negara lain, sisanya, 63 persen atau USD 886 miliar, merupakannilai tambah secara domestik (grafik 2). Nilai impor yang terintegrasi denganekspor sebuah negara disebut sebagai nilai tambah asing (FVA), menyesuaikanbagian atas dari rantai nilai. Dari sekian banyak data asing yang digunakanuntuk ekspor ASEAN, negara sumber terpenting hingga awal 2000an adalah Jepang,diikuti oleh AS (grafik 3). Meskipun demikian, kontribusi kedua negara terhadapekspor ASEAN semakin berkurang sejak awal 2000an. Sebaliknya, kontribusinegara-negara ASEAN dan Tiongkok malah semakin naik.

Ekspor dari ASEAN juga dapat digunakan sebagaiproduk setengah jadi di negara-negara ekspor lain. Tren negatif dari rantainilai ini juga merupakan indikator penting dari GVC. Dengan memadukan bagianhulu dan hilir (nilai tambah domestik yang terintegrasi ke dalam ekspornegara-negara lain - DVX) akan menjadikan total partisipasi dalam GVC. Tingkatpartisipasi 65 persen merupakan yang tertinggi kedua di grup regional di dunia(grafik 4). Dua pertiga ekspor ASEAN berkorelasi dengan GVC.

Partisipasi di GVC melibatkan uang. Kontribusi GVCterhadap pembangunan berkelanjutan bisa saja terbatas jika kontribusi GDP kecilkarena FVA yang besar dan jika negara-negara dibatasi di dalam kegiatanbernilai tambah yang kecil.

AJC mengajukan kerangka kerja kebijakan umum yangdibutuhkan GVC ASEAN; memperoleh akses ke GVC, memperoleh manfaat daripartisipasi GVC, dan mewujudkan peluang untuk meningkatkan GVC. Kerangka kerjameliputi unsur-unsur sebagai berikut:

- Mengintegrasikan GVC dalam strategi-strategipembangunan dan kebijakan pembangunan industri secara keseluruhan

- Mewujudkan pertumbuhan GVC dengan menjaga roda daniklim perdagangan yang kondusif dan dengan menempatkan prasyarat infrastruktur.

- Membangun kapasitas produktif padaperusahaan-perusahaan lokal

- Memitigasi berbagai risiko yang terkait padapartisipasi GVC, yang membutuhkan kerangka tata kelola, iklim, dan sosial yangkuat

- Menyelaraskan kebijakan perdagangan dan investasi,yang berimplikasi pada pengidentifikasian sinergi antara dua area kebijakan danpada institusi-institusi yang relevan

catatan kaki 1: Ini adalah upaya riset multi tahundan tahap pertama, yang memproduksi dan memperbarui data rantai nilai untukmasing-masing negara ASEAN dan jurnal analitik yang didasarkan pada hasildata-data tersebut. Melalui program multitahunan ini, akan dipersiapkan 16laporan teknis yang didasarkan pada bukti dan berorientasi pada kebijakan: disamping jurnal tentang ASEAN secara keseluruhan (Jurnal 1), laporan individumengenai 10 negara-negara ASEAN (Jurnal 2-11) dan lima industri tertentu(Jurnal 12-16) - elektronik, otomotif, tekstil, pakaian, bisnis pertanian, danpariwisata.

catatan kaki 2: Eora, atau proyek Eora, didasarkanpada University of Sydney dan terdiri dari tim peneliti internasional yangmengembangkan 'basis data input-output multi wilayah' (www.worldmrio.com). Basis data inimerupakan dasar untuk perkiraan perdagangan bernilai tambah dan basis data yangdigunakan di dalam proyek AJC pada GVC.

TentangASEAN-Japan Centre

ASEAN-Japan Centre adalah organisasi antarpemerintah yang didirikan oleh Negara-negara Anggota ASEAN dan Jepang pada1981. Organisasi ini dirancang untuk meningkatkan ekspor dari ASEAN ke Jepangsekaligus merevitalisasi investasi, pariwisata, serta pertukaran orang antarnegara ASEAN dan Jepang.

URL: http://www.asean.or.jp/en/

Baca versi aslinya di businesswire.com: http://www.businesswire.com/news/home/20170831005448/en/

Kontak

ASEAN-Japan Centre

Ms. Hiroko Ishige, +81-3-5402-8118

Planning & Coordination Office

ajc-pr@asean.or.jp

Sumber: The ASEAN-Japan Centre

Pengumumanini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahandisediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asliteksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyaikekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017