Canberra (ANTARA News) - Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, mengatakan pertemuannya dengan Perdana Menteri New South Wales (NSW), Morris Iemma, Senin ini, ditunda hingga Selasa sore (5/6), karena yang bersangkutan sedang sakit. "Pertemuan itu ditunda karena PM Morris Iemma dikabarkan sakit. Besok sore sekitar Pukul 16.00 waktu Sydney, kita akan diterima. Namun agenda pertemuan belum jelas. Yang pasti, tak ada masalah lagi di antara kita," katanya kepada ANTARA yang menghubunginya dari Canberra, Senin. Dikatakannya Manajer Umum Hotel Shangri-La Sydney, Michael Cotton, juga sudah menemuinya akhir pekan lalu untuk meminta maaf atas kejadian yang menimpa Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso 29 Mei lalu. Selain itu, Cotton juga meminta alamat Gubernur Sutiyoso untuk keperluan pengiriman surat permintaan maaf tertulis, katanya. Sudaryomo sempat menyinggung tentang tidak akuratnya surat kabar tertentu di Australia dalam mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda yang seolah-olah pihak Indonesia akan mengambil tindakan balasan, padahal pernyataan tersebut sama sekali tidak ada. "Kita memang perlu berhati-hati dengan media di sini, mengingat mereka suka 'misquote' (salah kutip),padahal tidak ada statement semacam itu," katanya. Sudaryomo sebelumnya mengatakan undangan Pemerintah Negara Bagian NSW kepada pihaknya untuk bertemu dengan sejauh ini tetap berlaku, kendati "insiden Sydney" sudah dianggap selesai setelah adanya surat permintaan maaf Premier Morris Iemma kepada Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Apa yang dilakukan pihaknya terkait dengan kasus Gubernur Sutiyoso sudah benar dan sesuai dengan kebijakan dan arahan Departemen Luar Negeri RI, katanya. Kehadiran Gubernur Sutiyoso sebagai tamu Pemerintah NSW itu adalah untuk merevitalisasi hubungan antara DKI Jakarta dan Negara Bagian NSW yang sudah pernah tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) 1994, katanya. "Sebenarnya serangkaian pertemuan Pak Sutiyoso dengan unsur pemerintah dan pebisnis NSW berjalan lancar dan 'sangat well arranged' (diatur baik). Bahkan dalam pertemuan Gubernur Sutiyoso dengan gubernur NSW dan Premier Morris Iemma, beliau menyampaikan undangan kepada mereka untuk berkunjung ke Jakarta." katanya. "Hanya kemudian, akibat tindakan dua polisi itu, suasananya menjadi lain," katanya. Menyinggung tentang apakah "press release" tentang hasil pertemuan Gubernur Sutiyoso dengan pihak-pihak terkait selama kunjungannya di Sydney itu sudah dikeluarkan Pemerintah NSW atau tidak, Sudaryomo menjelaskan sejauh ini belum dikeluarkan, namun ia akan menanyakan hal itu dalam pertemuan hari Senin (4/6). Kamis lalu (31/5), Premier Morris Iemma, akhirnya, mengirim surat permintaan maaf resminya kepada Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atas perlakuan tidak pantas dua anggota polisi NSW yang memasuki kamar hotel Sutiyoso secara paksa untuk menyerahkan surat pemanggilan pengadilan "Coroner Inquest Balibo Five 1975". Iemma dalam suratnya menyampaikan penyesalannya atas kondisi dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh insiden yang terjadi pada 29 Mei itu namun ia yakin semangat niat baik hubungan kedua negara akan "menyelesaikan" masalah itu pekan ini. Premier Morris Iemma yang pada Kamis pagi (31/5) sempat menolak meminta maaf ini mengatakan, tindakan dua anggota polisi pada 29 Mei itu tidak bisa mendapatkan sanksi dari pemerintah negara bagian maupun Australia secara umum, karena pengadilan merupakan lembaga yang independen dari pemerintah. (*)

Copyright © ANTARA 2007