"Solidaritas kemanusiaan untuk Rohingya adalah implementasi nilai nilai kemanusiaan. Kita mendesak dunia internasional untuk adil dan tidak menerapkan standar ganda," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakan Hasan saat mengunjungi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, di Tangerang, Banten, Minggu.
Hadir dalam acara itu pendiri dan pimpinan Yayasan Asshiddiqiyah KH Noer Muhammad Iskandar SQ, Pimpinan Asshiddiqiyah KH Muhammad Ulil Abshar dan 800 lebih para santri.
Hasan menegaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memuat nilai-nilai untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Menurut dia, seorang Pancasilais harus memanusiakan manusia, menolak segala bentuk penindasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Karena itu jika hari hari ini masyarakat Indonesia mengecam pembantaian dan genocida terhadap etnis Rohingya, maka hal itu merupakan penghargaan terhadap kemanusiaan. Bangsa Indonesia mengecam pembunuhan dan genocida terhadap Etnis Rohingya," ujarnya.
Ketua umum DPP PAN itu menegaskan bahwa Pancasila menjamin penduduknya untuk menjalankan perintah agama secara leluasa. Menurut dia, menjalankan agama secara baik dan benar adalah jalan menjadi warga negara yang baik.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI menyesalkan kembali meningkatnya kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar dan menyebabkan ratusan warga etnis Rohingya tewas dalam krisis kemanusiaan tersebut.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan, Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang ikut ambil bagian dalam upaya menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang sempat memanas pada Oktober 2016.
"Indonesia negara pertama yang merespons kejadian pada Oktober tahun lalu. Sekarang, Indonesia juga adalah negara pertama yang merespons kekerasan kepada Rohingya yang kembali terjadi," kata dia, di Jakarta, Minggu.
Karena itu pemerintah Indonesia sangat menyesalkan krisis kemanusiaan kembali terjadi di Negara Bagian Rakhine yang membuat ribuan etnis Rohingya mengungsi ke negara lain.
Hasan menegaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memuat nilai-nilai untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Menurut dia, seorang Pancasilais harus memanusiakan manusia, menolak segala bentuk penindasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Karena itu jika hari hari ini masyarakat Indonesia mengecam pembantaian dan genocida terhadap etnis Rohingya, maka hal itu merupakan penghargaan terhadap kemanusiaan. Bangsa Indonesia mengecam pembunuhan dan genocida terhadap Etnis Rohingya," ujarnya.
Ketua umum DPP PAN itu menegaskan bahwa Pancasila menjamin penduduknya untuk menjalankan perintah agama secara leluasa. Menurut dia, menjalankan agama secara baik dan benar adalah jalan menjadi warga negara yang baik.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI menyesalkan kembali meningkatnya kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar dan menyebabkan ratusan warga etnis Rohingya tewas dalam krisis kemanusiaan tersebut.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan, Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang ikut ambil bagian dalam upaya menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang sempat memanas pada Oktober 2016.
"Indonesia negara pertama yang merespons kejadian pada Oktober tahun lalu. Sekarang, Indonesia juga adalah negara pertama yang merespons kekerasan kepada Rohingya yang kembali terjadi," kata dia, di Jakarta, Minggu.
Karena itu pemerintah Indonesia sangat menyesalkan krisis kemanusiaan kembali terjadi di Negara Bagian Rakhine yang membuat ribuan etnis Rohingya mengungsi ke negara lain.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017