Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PB Nahdlatul Ulama, Robikin Emhas, mengatakan, selain bantuan kemanusiaan, pemerintah perlu mengambil langkah diplomatik yang meyakinkan guna menghentikan tragedi kemanusiaan yang terjadi pada etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar.
"Semua itu didasarkan semata pertimbangan kemanusiaan, sesuai kaidah politik bebas-aktif," kata dia, dalam pesan singkatnya, di Jakarta, Minggu.
Dia mengungkapkan berdasarkan laporan utusan PB NU yang tergabung dalam misi kemanusiaan, Indonesia adalah satu-satunya negara yg dipercaya dan diizinkan pemerintah Myanmar untuk melakukan kegiatan kemanusiaan di Myanmar.
"Indonesia harus mengoptimalkan kepercayaan itu," katanya.
Namun, kata dia, masyarakat Indonesia tidak perlu terpancing dan mengusik harmoni di tengah keragaman yang ada di Indonesia.
"Jangan ada yang berusaha menghentikan kekerasan dengan kekerasan, apalagi dengan mendompleng isu agama. Saya memandang, terjadinya tragedi kemanusiaan akibat kekerasan justru karena tidak hadirnya agama dalam kehidupan bersama," katanya.
Sebab, lanjutnya, selain tentang tauhid, pesan penting lain dari agama adalah terwujudnya perdamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
(Baca: KNPI galang solidaritas pemuda internasional tangani Rohingya)
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017