Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto mengemukakan hal itu pada pembukaan Idul Adha bersama warga Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia di Kampung Baru, Kuala Lumpur, Sabtu.
Ari mengatakan, KBRI memiliki program edukasi untuk bangsa dimana para TKI dilatih untuk meningkatkan berbagai ketrampilan dan pengetahuan.
Selain itu, ujar dia, pendidikan anak-anak TKI yang sebagian besar tanpa identitas resmi juga perlu mendapat perhatian pendidikan.
"Syiar pendidikan inilah yang diharapkan menjadi lahan. dakwah sosial PCIM Malaysia," katanya.
Ari Purbayanto membuka acara pemotongan hewan kurban PCIM Malaysia yang dihadiri oleh ratusan warga PCIM Malaysia.
Sebelumnya, Ketua PCIM Malaysia Dr Sonny Zulhuda yang didampingi Ketua Panitia Fauzy Fatkhur menyampaikan ada sembilan sapi dan 15 lembu yang diamanatkan kepada panitia kurban tahun ini.
Sonny yang juga dosen Fakultas Hukum Universiti Islam Antarabangsa menuturkan, amanah kurban ini datang tidak hanya dari warga Muhammadiyah di Malaysia, namun juga komunitas WNI di Kuala Lumpur, Selangor, Negeri Sembilan dan Pahang.
Bahkan ada seorang anggota Parlemen Malaysia yang turut serta dalam kurban kali ini.
"Ini adalah usaha kita yang berterusan untuk mengeratkan hubungan dua bangsa Indonesia dan Malaysia melalui gerakan-gerakan sosial dakwah kemasyarakatan," ujar Sonny.
Sonny menekankan bahwa Muhammadiyah mengedepankan Islam yang berkemajuan.
"Diantaranya, keseimbangan antara hablunminallah dan hablunminannas, antara kesalehan individu dan kesalehan sosial. Dalam konteks inilah pentingnya penyaluran hewan kurban ini," ungkapnya.
Turut hadir dalam acara pembukaan itu adalah perwakilan dari Majelis Belia Selangor, Yayasan Harapan Budi dan ketua kampung setempat.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017