Lagos (ANTARA News) - Orang-orang bersenjata menculik enam orang Rusia dari sebuah kompleks perumahan milik sebuah perusahaan alumunium Rusia di Nigeria, Minggu, dan membunuh seorang supir, kata Duta Besar Rusia untuk Nigeria Igor Melikhov. "Pagi ini, orang-orang bersenjata menyerbu kompleks itu dengan dua minibus di dekat pabrik ALSCON dan menculik enam pegawai pabrik, warganegara Rusia," kata Melikhov seperti dikutip Kantor Berita Rusia Interfax. "Seorang supir Nigeria tewas ditembak," katanya kepada kantor berita lain Rusia, ITAR-TASS. "Penculikan itu mungkin dilakukan karena tuntutan uang tebusan." Duta besar tersebut mendesak pemerintah Nigeria "mengambil langkah-langkah darurat untuk membebaskan orang-orang (Rusia) itu". Perusahaan alumunium Rusia yang berpusat di Moskow, RUSAL, mengatakan dalam sebuah pernyataan, serangan itu dilakukan terhadap sebuah kompleks perumahan di Ikot Abasai di Negara Bagian Akwa Ibom, Nigeria tenggara, dimana perusahaan itu mengambil alih pengelolaan Perusahaan Peleburan Alumunium Nigeria (ALSCON) belum lama ini. Sebelum serangan itu, sedikitnya 11 warga asing disandera oleh kelompok-kelompok bersejata di Delta Niger, sebuah kawasan yang kaya minyak di Nigeria, dalam kurun waktu 24 jam, sehingga jumlah pekerja asing yang diculik menjadi sekitar 50 sejak 1 Mei. Jumat malam, orang-orang bersenjata menculik empat pekerja asing dari kompleks perusahaan pelayanan minyak Schlumberger di ibukota minyak Nigeria, Port Harcourt, kata polisi. Beberapa diplomat mengatakan, orang-orang yang diculik itu memiliki kewarganegaraan Belanda, Perancis, Inggris dan Pakistan. Sebelumnya Jumat, sekelompok orang India -- tiga pegawai senior dan dua wanita serta dua anak dari keluarga yang sama -- diculik dalam penyerbuan menjelang fajar dari kompleks perumahan perusahaan kimia Indorama, juga di Negara Bagian Rivers di wilayah selatan. Sejak awal 2006, ketika jumlah penculikan mulai meningkat tajam di Delta Niger, sekitar 190 pekerja asing diculik. Sebagian besar dari mereka dibebaskan tanpa cedera setelah beberapa hari atau pekan, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007